Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta dan NTB Termahal Se-Indonesia

Kompas.com - 07/03/2017, 15:19 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga cabai rawit merah di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai sebesar Rp 150.000 per kilogram. 

Harga cabai rawit merah di dua wilayah tersebut menjadi harga cabai rawit merah termahal dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional memaparkan, harga tertinggi di Jakarta dan NTB diikuti oleh Banten, Bangka Belitung, dan Kalimantan Tengah sebesar Rp 147.500 per kilogram.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengatakan, pada hari sebelumnya harga cabai rawit merah sempat mengalami penurunan. Kemudian pada hari ini naik kembali.

Kenaikan harga ini terpantau di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. "Sekarang Rp 150.000 per kilogram, kemarin Rp 146.000 per kilogram, sekarang naik lagi," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/3/2017).

Kenaikan harga cabai rawit merah juga terjadi di Pasar Mampang, Jakarta Selatan. Mudori (45), pedagang sayur di pasar tersebut, mengatakan bahwa harga cabai rawit merah saat ini masih Rp 146.000 per kilogram.

"Ini (cabai rawit merah) sekarang Rp 146.000 per kilogram, kemarin masih Rp 144.000 per kilogram," jelasnya.

Pengepul Besar

Direktur Jenderal Hortikultura Spudnik Sujono mengatakan, saat ini produksi dari sisi petani tidak ada masalah. "Masalahnya di pengepul besar, karena semua sentra (cabai) itu ada bandar, dan bandar punya kaki tangan," ujarnya.

Dengan rantai distribusi yang panjang, membuat harga cabai terus bergejolak. Saat ini pemerintah yakni Kementerian Pertanian, Kepolisian, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah mendalami adanya praktik kartel cabai.

Menurut Spudnik, terbongkarnya kasus kartel cabai pada beberapa waktu menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk membenahi dan memperbaiki tata kelola pangan khususnya jalur distribusi.

Dari data Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), saat ini ketersediaan cabai rawit merah sebesar 70.000 ribu ton dengan konsumsi 68.000 ribu ton per bulan.

Kompas TV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) justru mencium dugaan kartel cabai rawit merah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com