JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga BI 7-day repo rate sebesar 4,75 persen ketika bank sentral Amerika Serikat (AS) mengerek suku bunga acuan, dinilai sangat tepat.
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian mengatakan, BI menetapkan suku bunga tak berubah karena melihat kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih menunjukkan pemulihan.
Selain itu, ekspektasi kenaikan rating Indonesia dari Standard and Poors masih memberikan sentimen positif terhadap pasar keuangan Indonesia.
''Urgensi untuk pengetatan kebijakan moneter belum ada, mengingat tendensi re-rating dari pasar keuangan pra kemungkinan naiknya rating Indonesia dari S&P akan membuat arus modal masuk berlanjut,'' kata Fakhrul kepada Kompas.com lewat keterangan tertulis, Jumat (17/3/2017).
''Hal ini akan membuat sentimen positif untuk rupiah, saham, dan obligasi masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun ini,'' jelas Fakhrul.
(Baca: Meski Ada Risiko, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen)
Risiko Inflasi Global
Kendati demikian, Fakhrul melihat BI tentu mencermati naiknya tekanan inflasi di pasar global, yang pada akhirnya akan mempercepat siklus pengetatan moneter di negara-negara maju. Hal itu tentunya akan berdampak pada penguatan dollar AS.
"Sementara itu, inflasi di dalam negeri masih terjaga sesuai dengan target sekitar tiga hingga lima persen, meski ada tekanan kenaikan dari harga yang diatur pemerintah khususnya dari kenaikan tarif listrik," ucap Fakhrul.
Dengan meningkatnya inflasi global dan mulai dikuranginya stimulus di Eropa, Bahana Securities memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan risiko pengetatan moneter tidak hanya akan datang dari AS saja tetapi juga dari Uni Eropa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.