Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Berharap Pelabuhan Sintete Bisa Dikelola Pelindo II

Kompas.com - 18/03/2017, 09:27 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

SAMBAS, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II untuk meningkatkan produktivitas Pelabuhan Sintete, di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, yang saat ini dinilai masih kurang produktif.

"Saya sengaja datang kesini untuk melihat apa permasalahannya. Setelah saya lihat memang produktivitasnya belum maksimal," kata Menhub Budi Karya saat meninjau Pelabuhan Sintete, Kalimantan Barat, Jumat (17/3/2017).

Budi Karya mengatakan, nantinya Pelabuhan Sintete yang saat ini dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, akan dilimpahkan pengelolaannya kepada Pelindo II.

Untuk itu mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini berharap, produktivitas pelabuhan Sintete semakin meningkat.

Lebih lanjut, Menhub Budi Karya mengungkapkan, bahwa saat ini jumlah kapal yang menuju ke pelabuhan Sintete masih sedikit, paling banyak hanya delapan kapal yang bersandar dalam kurun waktu satu bulan.

"Jika rata-rata cuma 8 kapal sebulan kesini dan perkapalnya hanya bayar Rp 2 juta, pendapatan perbulan hanya Rp 16 juta. Setahun cuma berapa, jika itu terjadi terus-menerus produktivitas pasti akan menurun terus," ungkap Menhub Budi Karya.

Menurutnya, beberapa hal yang menyebabkan produktivitas Pelabuhan Sintete rendah, salah satunya yaitu masih lamanya waktu bongkar muat kapal.

Sehingga, para pemilik kapal yang akan datang berfikir dua kali untuk singgah di Sintete dan memilih untuk sandar di Pelabuhan lainnya, seperti di pelabuhan Pontianak.

Oleh karena itu, Budi Karya meminta Pelindo II untuk segera menginvestasikan peralatan yang ada untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat.

"Produktivitas itu kumulatif sifatnya. Makin tidak produktif bongkar muatnya, kapal makin tidak mau kesini. Sebaliknya jika makin produktif, makin banyak kapal yang akan kesini. Kita ingin waktu sandar itu maksimal dua hari. Jadi perbulannya di dua tempat sandar bisa hingga 30 kali kapal bisa sandar. Sehingga secara overall pelabuhan ini meningkat produktivitasnya," tuturnya.

Selain menyoroti masalah waktu bongkar muat yang masih lama, Budi Karya juga mengatakan masalah tenaga kerja pelabuhan menjadi faktor lain penentu produktivitas pelabuhan.

Saat meninjau Pelabuhan, Menhub Budi Karya sempat berdialog dengan para pekerja bongkar muat pelabuhan Sintete. Ada beberapa dari mereka mengeluhkan pendapatan mereka yang sedikit akibat tidak banyak kapal yang sandar di pelabuhan itu.

"Produktivitas rendah salah satunya juga diakibatkan oleh orang yang bekerja terlalu banyak. Disini ada 140 orang buruh. Saya tidak yakin 140 orang itu kerja semua. Jadi yang kerja mungkin hanya berapa, lainnya tidak kerja, hanya tukang jaga saja," jelasnya.

Menhub Budi Karya meminta kepada Pelindo II nantinya untuk mengassesment kembali para tenaga kerja bongkar muat yang ada di Pelabuhan Sintete agar lebih tertata dengan baik.

"Harapan kita jika dikelola Pelindo, pelabuhan ini nantinya akan memiliki peralatan yang lebih memadai dan lebih profesional. Dan dengan networkingnya yang luas dapat mencari cara untuk menarik lebih banyak kapal yang singgah ke Sintete," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com