JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi kebutuhan dan pergerakan harga aneka cabai menjelang bulan Ramadhan 2017 mendatang.
"Kami juga akan menjaga stabilisasi harga saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, diharapkan harga jangan sampai tinggi sekali, jika naik tidak signifikan," ujar Spudnik di Kantor Direktorat Jenderal Hortikultura, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (20/3/2017).
Menurutnya, ada berbagai cara dalam mengantisipasi kebutuhan pada bulan Ramadhan mendatang, mulai menjaga pola penanaman, pengetatan jalur distribusi dengan Kepolisian, hingga optimalisasi Toko Tani Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, ketersediaan cabai pada Maret hingga Juni 2017 mencapai 405.344 ton, sedangkan kebutuhan sebesar 375.140 ton, sehingga ada surplus 30.204 ton.
Sementara, ketersediaan cabai rawit merah pada Maret hingga Juni 2017 sebesar 321.370 ton, sedangkan kebutuhan sebesar 287.677 ton, sehingga ada surplus 33.713 ton.
Menurut Spudnik, pihaknya juga akan memantau kebutuhan aneka cabai untuk kalangan industri makanan dan minuman agar tidak kembali menggangu pasokan cabai untuk masyarakat.
"Jadi kami akan pantau terus (pasokan dan harga) dan kami juga akan panggil industri yang menggunakan bahan baku cabai, kami akan lakukan pemetaan (kebutuhan)," paparnya.
Sementara itu, Staf Usaha dan Pengembangan Pasar Induk Kramat Jati, Suminto, mengungkapkan beberapa hari belakangan harga aneka cabai mulai alami penurunan.
"Kami selalu memantau kondisi harga cabai rawit merah, pada bulan-bulan belakangan ini grafik harganya cenderung menurun," jelas Suminto.
Suminto berharap agar ke depan harga aneka cabai tidak lagi bergejolak dan membuat resah masyarakat serta pelaku usaha.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.