Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Proteksionisme Trump, Bursa Saham AS dan Eropa Terpuruk

Kompas.com - 21/03/2017, 06:20 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS dan Eropa pada perdagangan Senin waktu setempat, atau Selasa waktu Indonesia, terpuruk akibat kekhawatiran para pelaku pasar mengenai konferensi G20 yang gagal menyepakati kerja sama perdagangan bebas, gara-gara Amerika Serikat (AS) memilih melakukan proteksionisme.

Dollar AS juga terpuruk dalam level terendah sepanjang enam minggu terakhir akibat kekhawatiran pelaku pasar pada pernyataan dovish bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed).

Indeks Dollar DXY yang memastikan pergerakan dollar AS atau greenback terhadap enam mata uang utama, ditutup flat di level 100.32 setelah menyentuh level terendah pada 7 Februari di level 100,02. Melemahnya indeks dollar berlanjut sejak pernyataan the Fed kurang hawkish.

Penurunan dollar AS dibanding enam mata uang utama membuat harga emas lebih murah bagi investor di luar AS, sehingga harga spot emas di XAU naik tertinggi dalam dua minggu di level 1.235,50 dollar AS per ounce.

"Walaupun Fed menaikkan suku bunga, namun pernyataannya dovish. Kami melihat pelemahan dollar akan berlanjut," ujar Brad Bechtel, managing director di Jefferies di New York.

Harga Minyak

Sementara itu harga minyak juga turun seiring meningkatnya kekhawatiran investor pada pasokan minyak mentah AS.

Pada perdagangan Senin waktu setempat, harga minyak mentah Brent LCOc1 ditutup turun 14 sen atau turun 0,27 persen di level 51,62 dollar AS per barrel. Sedangkan minyak mentah AS, CLc1 ditutup turun 56 sen atau turun 1,15 persen ke level 48,22 dollar AS per barrel.

Tunda Reformasi Pajak

Pasca pertemuan G20, yakni pertemuan negara-negara perekonomian terbesar dunia, kekhawatiran juga melanda bursa AS dan bursa Eropa. Hal ini disebabkan AS yang ngotot mempertahankan proteksionisme di bawah pimpinan Presiden Donald Trump. Akibatnya, pertemuan dua hari di G20 tersebut gagal mencapai kesepakatan.

Saham-saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Senin, dengan penurunan terbesar pada saham Deutsche Bank sebesar 3,7 persen, sehingga sektor perbankan turut terseret turun.

Kekhawatiran bahwa Trump akan menunda rencana pemangkasan pajak juga menekan saham-saham di bursa AS di Senin. Namun, indeks acuan AS, S&P 500 sudah naik 11 persen sejak pilpres AS di November 2016 yang dimenangkan Trump. Kenaikan indeks S&P 500 ini akibat janji Trump untuk mendorong perekonomian, salah satunya dengan pemangkasan pajak.

"Ini hanya satu hari penundaan pembicaraan mengenai kebijakan. Pasar menginginkan reformasi pajak. Pembicaraan mengenai kesehatan harus selesai terlebih dahulu sebelum reformasi pajak," ujar Ian Winer, director of trading di Wedbush Securities di Los Angeles.

Indeks Dow Jones di Senin ditutup turun 8,76 poin atau turun 0,04 persen di level 20.905,86. Indeks S&P 500 ditutup turun 4,78 poin atau turun 0,20 persen ke level 2.373,47. Indeks Nasdaq Composite ditutup naik 0,53 poin atau naik tipis 0,01 persen ke level 5.901,53.

Di bursa Eropa, indeks FTSEurofirst 300 ditutup turun 0,23 persen ke level 1.488,36.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com