JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola dana pensiun (Dapen) di negara-negara maju telah sukses menjadi salah satu sumber pembiayaan jangka panjang untuk berbagai proyek pembangunan.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro pun mencontohkan sejumlah negara yang proyek pembangunannya didanai dari Dapen.
(Baca: Dana Pensiun di Negara-negara Ini Bisa Biayai Infrastruktur Ribuan Triliun Rupiah)
Namun, di Indonesia penempatan investasi Dapen masih terbilang konvensional. Padahal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mendorong melalui regulasi yakni POJK Nomor 1/2016.
Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi, ada beberapa permasalahan Dapen di Indonesia dalam penempatan investasi, utamanya bagi Dapen kecil.
Pertama, Dapen kecil umumnya memiliki aset kurang dari Rp 200 miliar, di mana aset telah teralokasi pada portfolio yang mempunyai return relatif tinggi. Kedua, sangat sulit untuk menyediakan dana likuid (kas dan setara kas) dalam jumlah yang signifikan). Ketiga, sulit mendapatkan informasi tentang peluang investasi terutama Dapen yang ada di daerah.
"Target yang dibebankan oleh para pendirinya masih cukup tinggi, jauh di atas indikator pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemahaman tentang sekuritisasi juga masih sangat kurang," kata Bambang dalam Sosialisasi Edukasi EBA-SP, di Jakarta, Selasa (20/3/2017).
Berdasarkan data Perkumpulan APDI, total aset Dapen per 31 Januari 2017 mencapai Rp 241,47 triliun. Jumlah Dapen besar dengan aset di atas Rp 1 triliun hanya sebanyak 52 Dapen dengan porsi aset 85,11 persen dari total aset.
Sementara itu, Dapen dengan aset antara Rp 100 miliar hingga Rp 1 triliun ada sebanyak 92 Dapen dengan porsi aset 13,09 dari total aset. Dapen dengan aset di bawah Rp 100 miliar ada 104 Dapen, dengan porsi 1,8 persen dari total aset.
Dalam menyediakan instrumen investasi bagi pengelolaan dana jangka panjang seperti Dapen ini, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sendiri miliki produk bernama Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.