Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BEI: Karena "Tax Amnesty", Kini Tak Ada Lagi "Asing dan Aseng"

Kompas.com - 01/04/2017, 13:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program pengampunan pajak atau tax amnesty yang dimulai Juli 2016 lalu, akan berakhir Jumat (31/3/2017) kemarin.

Program pemerintah yang dirintis Bambang PS Brodjonegoro kemudian dilanjutkan oleh Sri Mulyani Indrawati itu terbilang cukup berhasil.

Di pasar modal misalnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio menuturkan, berkat tax amnesty, para investor yang melakukan transaksi di bursa akan sangat jelas terlihat identitasnya.

"Yang paling konkret terasa adalah adanya transparansi," ujar Tito di Jakarta, Jumat.

Tito mengatakan, saat ini orang yang bertransaksi di bursa tidak lagi menggunakan nominee seperti di masa lalu.

Nominee adalah orang atau badan yang secara hukum memiliki (legal owner) suatu harta dan atau penghasilan untuk kepentingan dan berdasarkan amanat pihak yang sebenarnya menjadi pemilik harta, atau pihak yang sebenarnya menikmati manfaat atas penghasilan.

"Sekarang itu, dalam kepemilikan saham atau transaksi saham, orang enggak pakai nominee lagi. Enggak ada lagi asing, aseng, asong," ujar Tito.

Transparansi dalam kepemilikan dan transaksi tadi tercermin dari turunnya porsi investor asing dan meningkatnya porsi investor domestik.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 2013 kepemilikan saham investor asing mencapai 62,94 persen, sedang investor domestik hanya 37,06 persen.

Hingga 2015, porsi asing masih di atas 60 persen. Namun, pada 2016 porsi asing tercatat 54,49 persen dan porsi domestik sebesar 45,51 persen. Hingga Februari 2017, porsi asing tercatat 54,22 persen dan porsi domestik sudah mencapai 45,78 persen.

Demikian juga dengan transaksi saham, dimana porsi investor domestik menunjukkan peningkatan signifikan. Dari 2013-2015 porsi transaksi saham investor domestik masih di rentang 56-60 persen.

Namun, peningkatan signifikan terjadi pada 2016 yang mencapai porsi 63,23 persen. Data hingga Februari 2017, porsi domestik untuk transaksi saham sudah menyentuh 70,01 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com