Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan "Fintech" Tetap Mengarah pada P2L

Kompas.com - 03/04/2017, 14:15 WIB

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menekankan bahwa pengembangan layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) tetap mengarah pada sistem pembiayaan peer to peer lending (P2L). Ketua OJK Muliaman D. Hadad mengatakan hal itu sebagai bagian dari perhelatan Indo Fintech 2017 pada Kamis pekan lalu sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com.

Dalam kesempatan itu, catatan tertulis Muliaman D Hadad dibacakan oleh Direktur Operasional dan Sistem OJK Fithri Hadi. "Ini karena jasa keuangan di Indonesia lebih banyak untuk pembayaran dan pendanaan,"  kata pernyataan Muliaman.

Secara singkat, tulis laman investree.id, P2L adalah sebagai sebuah perusahaan yang mempertemukan para pemberi pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman (borrower) jadi satu. Lazimnya, P2L adalah pembiayaan utang berikut pembayaran pinjaman beserta bunga melalui layanan digital dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.  

Sejatinya, ada tiga hal penting yang membuat fintech memberikan tantangan baru bagi sistem keuangan di Indonesia. Pertama, dari sisi konsumen. Lantaran fintech, transaksi keuangan bisa menjadi lebih cepat, murah, sekaligus mampu lebih melayani konsumen.

Tak hanya itu, konsumen, melalui fintech, bisa membuat konsumen dalam hal ini pelaku bisnis bisa langsung berjumpa dengan pemodal. Cara ini diyakini bisa memunculkan model bisnis baru.

Hal kedua adalah bahwa pemodal, sebaliknya, bisa langsung mendapatkan konsumen atau peminjam tanpa melalui perantara. Gara-gara fintech, rantai panjang menuju sumber dana menjadi terpangkas.

Ketiga, keunikan fintech memunculkan tantangan perlunya peraturan ketat oleh pemerintah, dalam hal ini OJK maupun Bank Indonesia (BI). Ini berarti, misalnya, pemerintah bisa mengubah, menambah, maupun merevisi Peraturan OJK (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). (Baca: Ini Poin Penting Aturan "Peer-to-Peer Lending" untuk "Fintech")  

Dua kali lagi

Selanjutnya, catatan dari ketua penyelenggara Indo Fintech 2017 Amy Ibrahim Atmanto menunjukkan bahwa akan ada dua kali lagi penyelenggaraan kegiatan sepanjang tahun ini. Pergelaran kali ini bertujuan memetakan masalah bagi perhatian pemerintah yakni OJK, BI, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). "Fintech adalah gabungan finansial dan internet,"  kata Amy.

Sesi kedua pada Mei 2017 akan berisi kegiatan melibatkan industri perbankan, pelaku usaha rintisan berbasis teknologi (start up), dan konsumen. Terakhir, pada sesi ketiga yang diselenggarakan pada akhir 2017, akan ada empat pokok bahasan yakni membedah fintech, gaya hidup, risiko, dan keuntungannya.

"Pada waktunya Indonesia memiliki industri fintech yang kokoh dengan segenap perangkat aturan main yang mampu menampung manfaat, kompleksitas, dan mampu mengendalikan risiko yang menyertainya,” pungkas Amy Ibrahim Atmanto. (Baca: Masih Besar, Peluang "Fintech" Berkembang di Indonesia)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com