JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Afandi mengatakan, para pengguna bahan bakar minyak (BBM) jenis premium kini mulai beralih ke pertalite dan pertamax. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya konsumsi premium sejak 2014.
Di 2014 lalu, pangsa pasar premium masih berada di angka 85 persen, namun saat ini sudah menurun ke 44 persen.
"Posisi Maret 2017, premium 44 persen, pertamax 18 persen, pertalite 38 persen dari total konsumsi gasoline. Tadinya Premium 85 persen. Artinya, 28 persen konsumen premium pindah ke pertalite, dan ke pertamax 14 persen," kata Afandi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Adapun alasan beralihnya para pengguna premium, karena para pengguna kini mulai sadar kadar bahan bakar yang sesuai untuk kendaraannya. Selain penggunaannya yang lebih irit, tenaga yang dihasilkan pertalite dan pertamax jauh lebih besar dibandingkan premium.
"Energi yang ditimbulkan jauh lebih powerful dibandingkan premium. Dari sisi bahan bakar lebih hemat 10 persen," tutur Afandi.
Jika melihat sebaran wilayah penggunannya, Di Jawa, premium sudah tak lagi dominan, porsinya hanya 30 persen dari total konsumsi gasoline.
Namun, ada juga wilayah yang masih tergantung pada premium seperti Kalimantan, Sulawesi, dan beberapa kawasan Indonesia Timur.
"Masyarakat yang sudah sadar dan perekonomiannya bagus banyak yang pindah. Terutama di Jawa. Di Jawa, premium tinggal 30 persen. Sementara Kalimantan, Sulawesi dan kawasan Indonesia Timur masih tergantung pada premium," pungkas Afandi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.