Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Tunggakan Kredit Trikomsel, Kredit Bermasalah di BNI Naik

Kompas.com - 12/04/2017, 19:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melaporkan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3 persen pada kuartal I 2017. Angka tersebut naik dibandingkan 2,8 persen pada kuartal I 2016.

Adapun rasio NPL nett perseroan mencapai 0,6 persen pada kuartal I 2017, dibandingkan 0,9 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menyebut, salah satu faktor penyebab peningkatan NPL perseroan adalah macetnya kredit dari sakah satu debitur, yakni emiten telekomunikasi.

Herry mengungkapkan, debitur yang bermasalah tersebut adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO). Tercatat kredit bermasalah Trikomsel sebesar Rp 1,3 triliun.

"NPL terbesar kita dari pengangkutan dan korporasi. (NPL) Trikomsel Rp 1,3 triliun," kata Herry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengungkapkan, kenaikan NPL yang dialami perseroan bukan disebabkan macetnya kredit baru, melainkan kredit lama.

Perseroan telah melakukan restrukturisasi terhadap kredit yang bermasalah, namun ada yang sukses dan ada yang gagal. Kegagalan restrukturisasi tersebut menyebabkan peningkatan NPL.

Adapun kredit yang paling besar menyumbang penambahan NPL BNI pada kuartal I 2017 adalah TRIO yang kreditnya mencapai Rp 1,3 triliun.

"Kredit lama yang pada tahun sebelumnya kita restrukturisasi ada yang sukses dan ada yang gagal. Yang paling besar memberi tambahan NPL di kuartal I 2017 adalah Trikomsel Rp 1,3 triliun," jelas Baiquni.

Direktur BNI Putrama Wahyu Setyawan menyatakan, Trikomsel saat ini tengah berada dalam mekanisme Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Dengan demikian, Trikomsel berada dalam kesepakatan dengan pengadilan niaga untuk melaksanakan hasil keputusan PKPU.

"Atas NPL Trikomsel, BNI telah membentuk CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) sejak tahun 2016," ungkap Putrama. Ia menuturkan, rasio CKPN BNI telah meningkat dari 142,4 persen menjadi 147 persen.

(Baca: Kuartal I 2017, Laba Bersih BNI Naik 8,5 Persen Jadi Rp 3,23 Triliun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com