Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantisipasi Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok jelang Ramadhan dan Idul Fitri

Kompas.com - 13/04/2017, 07:47 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan kenaikan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan hingga Idul Fitri menjadi tradisi yang selalu muncul dari tahun ke tahun.

Bukan tanpa alasan hal tersebut selalu menjadi tradisi. Tingginya kenaikan permintaan pangan pokok tidak diantisipasi dengan baik oleh pemerintah.

Selain itu, persoalan tata niaga rantai pasok kebutuhan pokok juga masih menjadi persoalan yang belum terselaikan. Banyaknya tangan perantara dalam rantai tersebut membuat harga harga bahan pokok menjadi tinggi.

Seperti perkataan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman beberapa waktu lalu, untuk komoditas cabai sendiri ada sembilan hingga 10 mata rantai yang masing-masing mengambil keuntungan.

Dari hitungan Kompas.com, jika harga cabai rawit merah di tingkat petani Rp 50.000 per kilogram, dan 10 mata rantai tersebut mengambil keuntungan misalnya Rp 1.000 per kilogram, maka harga cabai pada konsumen atau end user sudah Rp 60.000 per kilogram, atau naik Rp 10.000 per kilogram akibat panjangnya mata rantai tersebut.

Mentan Amran menegaskan, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini pemerintah telah siap menghadapinya dengan stok kebutuhan pokok yang mampu memenuhi kebutuhan pasar.

"Oh itu (Ramadhan dan Idul Fitri) amanlah, ini justru kami takut harga cabai bergerak turun, beras banyak kurang lebih ada dua juta ton di gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog)," jelas Amran.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti juga mengatakan, untuk beras saat ini Bulog memiliki stok sebesar 1,9 juta ton. Untuk komoditas daging saat ini juga pemerintah memiliki cadangan daging kerbau hingga 40.000 ton dan akan melakukan penambahan stok sebanyak 50.000 ton daging kerbau dari India.

"Daging stok banyak, pokoknya cukup, pokoknya tenang saja semua aman, itu stok beras tersedia sampai 8 bulan kedepan, Ramadhan tinggal dua bulan, artinya pasti tersedia," terangnya.

Sedangkan gula, Bulog memiliki stok hingga 400.000 ton gula pasir. "Gula ini kami (Bulog) posisi terakhir punya stok 400.000 ton, dan posisi stok itu kami sudah menyebar, artinya jika ada gejolak kelangkaan atau kenaikan harga Insya Allah kami sudah siap intervensi setiap saat," papar Djarot.

Menjaga Harga

Amran mengklaim bahwa saat ini tidak ada lagi ruang bagi sejumlah pihak yang ingin mempermainkan baik harga maupun pasokan pangan di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Amran dengan berkaca pada kasus kenaikan harga cabai rawit merah beberapa bulan lalu yang membuat pemerintah kelabakan dan mengungkap ada permainan oknum nakal dibalik mahalnya harga cabai.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menegaskan ada dua hal yang perlu diperhatikan pemerintah jika ingin harga kebutuhan pokok saat Ramadhan tidak melonjak.

"Kalau stok aman di pasar, harga juga akan aman," ujar Mansuri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com