Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Tergelincir 4 Persen Dekati Level 50 Dollar AS

Kompas.com - 20/04/2017, 07:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak Amerika Serikat (AS) turun hampir 4 persen ke sesi rendah 50,28 dollar AS per barel, pada perdagangan Rabu (19/4/2017), dan menjadi penurunan harian terbesar sejak Maret. Penurunan tersebut dikarenakan persediaan yang menurun lebih kecil dari yang diperkirakan.

Dikutip dari CNBC pada Kamis (20/4/2017) minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) berjangka ditutup 3,76 persen lebih rendah dari perdagangan sebelumnya 50,44 dollar AS per barel menjadi 50,28 dollar AS per barel.

Sementara minyak mentah Brent berjangka turun hampir 2,3 dollar AS menjadi 52,70 dollar AS per barel. Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu, stok minyak mentah AS turun 1 juta barel pada pekan ini, lebih rendah dari yang diharapkan. Kejutan ini mendorong harga minyak lebih rendah.

"Penarikan minyak mentah tersebut tidak sebesar seperti yang diharapkan. Ada juga lompatan besar dalam kapasitas kilang didorong menjelang puncak musim panas. Ini membebani laporan (EIA)," kata mitra pendiri Again Capital, John Kilduff.

Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Mei akan berakhir Kamis, dan menurut Gene McGillian dari Tradition Energy para pedagang sedang membuang kontrak minyak mereka jelang hal itu berakhir.

Di sisi lain, waktu OPEC untuk mengurangi kelebihan minyak global makin terbatas karena pasokan tetap tinggi di bagian dunia terutama AS.

"Ada banyak pembicaraan bahwa OPEC akan memperpanjang periode pemotongan produksi. Tetapi, kami melihat ada satu bulan penuh sebelum OPEC melakukan pembicaraan serius," kata Gillian.

Selama itu, kata dia, pasar mengalami masa-masa sulit untuk mempertahankan dirinya dari harga tertinggi tahun ini.

Persediaan minyak AS saat ini menyentuh 532,3 juta barel atau turun sekitar 3 juta barel dibandingkan Maret. Saham energi menyeret pasar saham turun lebih lanjut Rabu dengan SPDR energi ETF jatuh ke level terendah sejak November. 

(Baca: Penurunan Harga Minyak Tertahan Perbaikan Ekonomi China)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com