Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Puasa dan Lebaran, Bagaimana Prediksi Inflasi Mei dan Juni?

Kompas.com - 02/05/2017, 15:18 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi pada Maret 2017 sebesar 0,09 persen. Inflasi itu dinilai cukup baik lantaran angkanya relatif kecil.

Lantas bagaimana prediksi inflasi pada bulan Mei dan Juni? Seperti diketahui, pada Mei ini akan ada Ramadhan atau bulan puasa dan disusul dengan Lebaran pada Juni 2017.

"Kalau dilihat pergerakan, 2015 dan sebelumnya selalu ada kenaikan (inflasi) di bulan puasa dan Lebaran. Wajar karena permintaan terhadap bahan makanan sanat tinggi," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

(Baca: Naiknya Tarif Listrik, Pulsa, dan Rokok, Dongkrak Inflasi April 2017)

 

Inflasi juga berpotensi menanjak akibat adanya kenaikan tarif listrik 900 VA pada Mei 2017. Pada April lalu, konstribusi tarif listrik terhadap inflasi mencapai 0,20 persen.

Namun lantaran, pelanggan listrik 900 VA lebih banyak yang pasca bayar, maka inflasi akibat kenaikan tarif listrik akan lebih besar pada Juni 2017 mendatang.

Meski begitu Suhariyanto mengatakan, kunci pengendalian inflasi pada Mei dan Juni harga makanan. Bila pemerintah mampu mengendalikan harga makanan, maka inflasi bisa tetap dijaga diangka yang rendah.

"Januari - Maret harga bahan makanan cenderung mengalami deflasi, kami harap inflasi cenderung terkontrol oleh harga bahan makanan ya. Ini bisa berlanjut pada Mei - Juni, harapan kami tidak tinggi naiknya," kata Suhariyanto.

Tiga Bahan Pokok

 

Sementara itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat, setidaknya ada tiga bahan pokok yang harganya kerap melonjak jelang Ramadhan atau Lebaran. Ketiganya sudah menjadi momok bagi masyakarat sejak beberapa tahun silam.

"Masa kenaikannya itu satu minggu jelang puasa dan puncaknya terjadi pada 3 hari jelang puasa," ujar Ketua Ikappi Abdullah Mansyuri kepada Kompas.com.

Ia menuturkan, tiga bahan pokok yang harganya selalu melonjak tidak wajar yakni daging sapi, bawang merah, dan ayam atau telur. Pemerintah perlu memperhatikan tiga harga bahan pokok tersebut.

Kompas TV Meski harga berbagai kebutuhan seperti cabai masih cukup tinggi di awal tahun, tapi Bank Indonesia optimistis inflasi tahun ini hanya akan ada di kisaran 4 persen. Bank Indonesia justru mewaspadai berbagai kebijakan harga seperti kenaikan tarif dasar listrik hingga ongkos pengurusan STNK. Untuk kompensasinya, pemerintah sepakat menjaga harga pangan yang masuk dalam golongan pangan bergejolak seperti cabai dan bawang. Dari kelompok ini diharapkan persentasenya tidak lebih dari lima persen.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Kereta Cepat Whoosh Sudah Digunakan oleh 718.000 Penumpang

Kereta Cepat Whoosh Sudah Digunakan oleh 718.000 Penumpang

Whats New
3 Perusahaan Gas Teken Perjanjian Jual Beli untuk Pasok Industri di Aceh dan Sumut

3 Perusahaan Gas Teken Perjanjian Jual Beli untuk Pasok Industri di Aceh dan Sumut

Whats New
Apa Itu Asuransi: Pengertian, Unsur, Manfaat, dan Jenisnya

Apa Itu Asuransi: Pengertian, Unsur, Manfaat, dan Jenisnya

Earn Smart
Cara Menghitung Pendapatan Per Kapita dan Contohnya

Cara Menghitung Pendapatan Per Kapita dan Contohnya

Whats New
Rekrutmen Tamtama dan Bintara TNI AL 2024 Dibuka, Simak Persyaratannya

Rekrutmen Tamtama dan Bintara TNI AL 2024 Dibuka, Simak Persyaratannya

Work Smart
Luncurkan Iklan Terbaru, Sido Muncul Promosikan Pariwisata Indonesia ke Dunia Internasional

Luncurkan Iklan Terbaru, Sido Muncul Promosikan Pariwisata Indonesia ke Dunia Internasional

BrandzView
Perkuat Vokasi Standar Eropa, Kemenperin Gandeng Mitra Jerman dan Swiss

Perkuat Vokasi Standar Eropa, Kemenperin Gandeng Mitra Jerman dan Swiss

Whats New
Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Work Smart
Cek Promo 12.12 KAI, Beli Tiket Kereta Api Dapat Diskon 20 Persen

Cek Promo 12.12 KAI, Beli Tiket Kereta Api Dapat Diskon 20 Persen

Whats New
Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Whats New
Cara Transfer BSI ke BRI, BCA, BNI, dan Mandiri via BI Fast

Cara Transfer BSI ke BRI, BCA, BNI, dan Mandiri via BI Fast

Spend Smart
Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Whats New
10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

Whats New
Mau Liburan Akhir Tahun? Simak Dulu Tips Libur 'Anti Boncos' Ini

Mau Liburan Akhir Tahun? Simak Dulu Tips Libur "Anti Boncos" Ini

Spend Smart
Gen Z dan Milenial, Yuk Manfaatkan Bonus Akhir Tahun untuk Investasi

Gen Z dan Milenial, Yuk Manfaatkan Bonus Akhir Tahun untuk Investasi

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com