Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Romlah", Bisnis Oleh-oleh Khas Jakarta Omzet Rp 100 Juta Per Bulan

Kompas.com - 08/05/2017, 12:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalau ke Jogja, kita bisa beli oleh-oleh bakpia. Kalau ke Semarang, kita bisa membelikan lumpia ke teman-teman. Nah, kalau ke Jakarta, kira-kira beli oleh-oleh apa ya buat keluarga di kampung halaman?

Nah, kebingungan ini yang juga dirasakan oleh Sugeng Riyadi (34) dan sang istri. Berawal dari kebingungan itu lah, sekitar tahun 2009, Sugeng dan istri bermimpi untuk berbisnis oleh-oleh khas Jakarta.

Selain berbisnis, mereka juga ingin melestarikan kebudayaan khas Jakarta, khususnya Betawi. Kemudian mereka mencoba mencari tahu apa saja kebudayaan dan makanan khas Betawi.

Setelah mengetahuinya, Sugeng dan istri mencoba mengemas dan memasarkan produk mereka. Pada tahun 2015, Sugeng dan istri membuka toko oleh-oleh khas Jakarta, "Romlah" di rumahnya, di Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Romlah merupakan singkatan dari Roemah Oleh-oleh Jakarta. Sugeng berperan sebagai founder dan sang istri yang menjadi CEO nya. Modal awal Sugeng dan istri dalam memulai bisnis ini sebesar Rp 5 juta.

"Jadi rumah kami disulap menjadi toko 'Romlah' kecil-kecilan dengan kekhasan Betawi. Mulai dari ornamen dan interiornya, kami usung tema Betawi," kata Sugeng, bercerita kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Sugeng dan istri tak langsung menemui kesuksesan ketika menjalani bisnis ini. Beberapa andalan "Romlah" seperti biji ketapang, sagon bubuk, dodol Betawi, kembang goyang dijual dengan kisaran harga Rp 10.000-Rp 40.000 per bungkus.

Bulan-bulan pertama memulai bisnis, Sugeng dan istrinya menerima pendapatan sebesar Rp 1 juta. Sugeng menjelaskan, tiga bulan pertama merupakan masa-masa rintangan orang dalam berbisnis.

Apakah mau melanjutkan bisnis tersebut atau tidak. Akhirnya, Sugeng dan istri memutuskan melanjutkan bisnis itu. Meskipun belum balik modal. Sugeng menilai rendahnya omzet yang didapatkan pada bulan-bulan pertama disebabkan karena kurang seringnya pemasaran yang dilakukan.

Kemudian dia mengoptimalkan jaringan-jaringan pemasaran. Seperti melalui website, akun Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lain-lain. Tiga bulan setelah berdiri pada Februari 2015, "Romlah" juga "melebarkan sayap" ke Tokopedia, Bukalapak, dan Go-Food. Pembelian melalui website romlah.com juga langsung terkoneksi dengan Tokopedia.

Adapun keputusan Sugeng untuk meluaskan jaringan ke online untuk memperluas pasar. Sebab, jika hanya mengandalkan toko offline, maka pasarnya terbataa. Selain itu, modal usaha kecil menengah (UKM) yang dimilikinya belum banyak. Kemudian seberapa besar pengaruhnya?

"Awalnya omzet yang diterima Rp 1 juta, terus naik-naik sampai di bawah Rp 50 juta perbulan. Nah ini pengaruhnya cukup besar, setelah (berjualan) online, (omzet) naik di angka Rp 100 juta per bulan," kata Sugeng.

Sugeng yang masih bekerja sebagai Manager RAM Support di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) itu mempercayakan istrinya untuk memegang penuh bisnis ini. Dia akan mendukung dari sisi strategi bisnis.

Selain omset yang bertambah, kini "Romlah" juga telah memiliki tiga outlet. Selain di Tanjung Barat, "Romlah" juga dibuka di Harmoni Exchange Mall dan Cilandak Town Square.

Sugeng dan istrinya juga kini memiliki enam karyawan dan puluhan mitra. Pasar utama "Romlah" adalah orang-orang yang datang ke Jakarta dan ibu-ibu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com