Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Amerika, Negara Kapitalis Saja Berkoperasi"

Kompas.com - 14/05/2017, 12:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menilai, masih ada pihak-pihak yang memandang remeh koperasi. Padahal negara maju saja mengandalkan koperasi untuk mendorong ekonomi masyarakatnya.

"Ada 300 koperasi terbaik dunia, tahu enggak bapak, ibu, hadirin yang terbanyak di mana? Terbanyak di Amerika. Jumlahnya koperasi terbaik dari 300 itu, 100 dari Amerika," ujarnya dalam acara peresmian gerai ritel Tomikomart di Karawang.

"Kita tahunya Amerika negara kapitalis. Namun, untuk hal-hal tertentu yang harus dimajukan dengan koperasi ya dia berkoperasi, terutama koperasi pertanian, koperasi pertukangan," sambung Puspayoga.

Di AS dan berbagai negara di dunia, koperasi yang dijalankan dengan baik telah membuktikan diri mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Misalnya saja di Singapura tutur ia, koperasi buruh mampu membentuk perusahaan ritel NTUC (National Trades Union Congress). Kini NTUTC menjadi ritel terbesar dengan menguasai 65 persen pengsa pasar ritel di Singapura.

Upaya itu dinilai cukup untuk memberikan peningkatan kesejahteraan kepada anggota koperasi yang notabene adalah buruh.

"Kalau dia sudah sejahtera, enggak ada yang namanya demo. Contohnya di Singapura. Pernah enggak kita dengar buruhnya demo? Itu kerana buruhnya sudah sejahtera dengan sistem koperasi," ucap Puspayoga.

Ia meyakini hal serupa juga bisa diwujudkan di Indonesia. Syaratnya yakni bersatu. Sebab tanpa itu, koperasi akan berjalan sendiri-sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com