Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Amran: Tidak Ada Alasan Harga Bawang Putih Bergejolak

Kompas.com - 17/05/2017, 13:03 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, persoalan gejolak harga bawang putih saat ini tidak harus terjadi. Hal itu karena kebutuhan komoditas tersebut secara nasional dipasok melalui impor dari negara lain.

"Sebenarnya secara teknis tidak ada alasan harga (bawang putih) bergejolak karena sebagian besar impor," ujar Amran saat melakukan tinjauan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/5/2017).

Amran menambahkan, gejolak harga justru tidak terjadi pada komoditas-komoditas strategis yang diproduksi secara mandiri.

"Justru produksi dalam negeri, bawang merah, beras, cabai, ayam, telur, semua harga stabil," klaim Amran.

Dengan tegas, Amran mengimbau, kepada para importir, distributor, hingga pedagang besar sampai kecil untuk tidak melakukan penimbunan maupun mempermainkan pasokan bawang putih jelang Ramadhan.

"Kami imbau seluruh pengusaha menengah, besar, kecil, kami minta tolong dijaga ketenangan harga dalam menghadapi bulan suci Ramadhan. Dijaga agar harga tidak fluktuasi, tolong jangan disimpan digudang," tegas Amran.

Menurut Amran jika ditemukan pelaku usaha melakukan praktik yang tidak bertanggung jawab, maka akan dicabut izin usahanya maupun pencabutan rekomendasi impor.

"Kami sepakat izinnya dicabut, enggak boleh lagi impor-impor bawang putih. Rekomendasinya dari Kementerian Pertanian juga dicabut, enggak boleh lagi kami blacklist," jelas Amran.

Sementara itu, Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, melonjaknya harga bawang putih seharusnya tidak terjadi.

"Ini mengherankan sebab biasanya produk-produk yang impornya sangat tinggi seperti kedelai, bawang putih, gandum itu biasanya relatif stabil dan amat sangat jarang bergejolak," jelasnya.

Menurutnya, gejolak harga bawang putih bisa dicegah oleh pemerintah dengan melihat data konsumsi masyarakat, dan disesuaikan dengan jumlah impornya.

"Itu gampang aturnya, konsumsi sudah jelas, terus impornya sudah jelas dan mudah, dan kuota impornya bebas, sehingga dari sisi tersebut tidak ada masalah seharusnya," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com