Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Gambaran Teknik Tambang Bawah Tanah Freeport Indonesia

Kompas.com - 24/05/2017, 08:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak yang tidak pernah terbayangkan soal kegiatan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Letak tambang bisa berkilo-kilometer dari bawah permukaan tanah.

Saat ini, Freeport Indonesia menggunakan sistem block caving untuk melakukan penambangan di bawah tanah, seperti apa caranya?

Pakar tambang bawah tanah menyebutkan bahwa kegiatan tambang dengan metode block caving tidaklah mudah, karena selain ada tantangan tersendiri, juga berisiko dan membutuhkan investasi sangat besar.

“Secara umum, metode block caving seperti yang digunakan Freeport untuk kegiatan tambang bawah tanah membutuhkan biaya paling sedikit 10 miliar dollar AS," guru besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridho Kresna Wattimena dalam laporan tertulisnya, Selasa (23/5/2017).

Di samping itu, imbuh Ridho, kegiatan produksi  penambangannya tidak boleh terhenti. Pasalnya, bila terhenti maka akan terjadi  peningkatan tegangan dan mengakibatkan runtuhnya terowongan.

Bila terjadi sesuatu yang mengakibatkan terhentinya kegiatan tambang di bawah tanah, lanjut Ridho, akan meyebabkan kerugian yang sangat besar terutama dari sisi cadangan akan hilang dan tidak akan kembali lagi seperti semula.

"Karena bijih mineral yang sudah diberaikan akan terkompakkan kembali. Selain itu, dapat terjadi kerusakan terowongan akibat konsentrasi tegangan dalam waktu yang lama," ungkap Ridho.

Metode block caving yang dilakukan Freeport, menurut  Ridho, merupakan satu-satunya yang dilakukan di Indonesia.

Metode ini pun dinilai paling murah per ton produksi bijih karena memanfaatkan gravitasi serta tidak mengganggu lingkungan.

Selain itu juga, pengembangannya membutuhkan waktu 15 sampai 20 tahun, dan belanja modalnya cukup besar hingga 70 persen sebelum dapat memasuki tahapan produksi.

Kompas TV Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengaku bakal kehilangan sekitar Rp 100 miliar per bulan, jika Freeport Indonesia berhenti ekspor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com