SINGAPURA, KOMPAS.com - Harga minyak tercatat naik sebelum pertemuan negara produsen minyak (OPEC) yang ditengarai akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga 2018.
Dengan demikian, OPEC akan menambah 9 bulan pemangkasan produksi minyak, dari sebelumnya hanya enam bulan saja sepanjang 2017.
Harga minyak acuan Brent crude futures LCOc1 diperdagangkan di 54,40 dollar AS per barel sebelum penutupan perdagangan. Sementara harga minyak WTI crude futures CLc1 diperdagangkan di level 51,76 dollar AS per barel.
Dua harga minyak acuan ini sudah naik 16 persen sejak harga terendah mereka di Mei 2017 lalu.
Harga minyak sendiri terkerek naik akibat kesepakatan OPEC dan negara non OPEC seperti Rusia, untuk melakukan pemangkasan produksi minyak sebesar 1,8 juta barel per hari (bph). Kesepakatan ini akan diperpanjang hingga 2018.
Pemangkasan produksi di 2017 dimulai di Januari, namun pada pertemuan di WIna pada Kamis pekan lalu, pertemuan ini membahas pemangkasan produksi berlangsung dalam sembilan hingga 12 bulan.
Bank Perancis, BNP Paribas menilai sudah ada konsensus kuat dari para produsen minyak untuk memperpanjang pemangkasan produksi. Hanya saja waktu atau lama pemangkasan yang belum disepakati.
"Perpanjangan ini sangat berpengaruh ke harga minyak. Kita akan melihat tahap pemangkasan produksi minyak dan pejabat OPEC lebih memilih untuk melihat dampaknya pada keseimbangan harga minyak atau tidak," ujar James Woods, analis di Australia's Rivkin Securities.
(Baca: Harga Minyak Kembali Anjlok karena Trump Ingin Jual Cadangan Minyak AS)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.