Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Kerbau dari Bulog Harus Dijual dalam Bentuk Beku

Kompas.com - 30/05/2017, 04:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) meminta pedagang tidak mencairkan (thawing) daging kerbau beku yang akan dijual. Bulog menganjurkan pedagang tetap menjual daging kerbau dalam bentuk beku. 

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso mengatakan, jika pedagang melakukan thawing pada daging beku, maka tak ada perbedaan signifikan antara daging sapi dan daging kerbau.

Dampaknya, daging kerbau bisa saja dijual dengan harga sama seperti daging sapi yang umumnya dijual dalam bentuk segar. Padahal, saat ini harga daging kerbau beku jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi segar.

"Kalau daging kerbau beku dari Bulog ya harus frozen. Kalau di-thawing kan nggak ketahuan mana sapi mana kerbau. Harusnya jualnya dalam bentuk frozen," ujar Gunarso saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (29/5/2017). 

Pria yang akrab disapa Wawan ini menuturkan, pedagang tidak akan rugi jika menjual daging kerbau beku dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 80.000 per kg. Sebab, masih ada margin keuntungan yang didapat pedagang.

"Kalau (daging) frozen dari Bulog kita menjual Rp 60.000 - Rp 62.000 per kilogram. Nah HET-nya Rp 80.000 per kilogram, berarti ada margin Rp 18.000," jelas dia. 

"Itu (margin) nanti diserahkan ke level-level penjualan sampai dengan HET, misalnya Bulog menjual Rp 60.000 per kilogram ke pedagang, pedagang ke pedagang di bawahnya Rp 65.000 per kilogram, pedagang ke lapak retail Rp 70.000 per kilogram. Pokoknya mereka tidak boleh jual di atas HET. Kita sudah hitung ada room disitu masih cukup besar untuk pedagang, jadi tidak ada alasan pedagang dirugikan," tambah dia. 

Perum Bulog mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor dan mendistribusikan daging kerbau asal India. Saat ini, Bulog memiliki pasokan daging kerbau mencapai 36.000 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com