Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Animo Tinggi, Kenapa Kuota Transmigran Kabupaten Semarang Dipangkas?

Kompas.com - 30/05/2017, 18:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemerintah pusat mengurangi kuota transmigrasi untuk Kabupaten Semarang hingga mencapai 890 persen dari kuota tahun-tahun sebelumnya. Padahal, peminat transmigrasi dari wilayah ini cukup tinggi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Semarang Moh Riyanto mengatakan, tahun ini, Kabupaten Semarang hanya mendapat jatah lima kepala keluarga (KK) untuk ikut program transmigrasi. Padahal sebelumnya jumlah transmigran yang dikirim berkisar antara 20 sampai 30 KK per tahun.

"Tahun ini kita hanya memberangkatkan lima KK," kata Riyanto, Selasa (30/5/2017) siang.

Saat ini Disnaker sedang melakukan inventarisasi ulang terhadap peminat transmigrasi yang sudah terdaftar. Sebab dengan lamanya menunggu kemungkinan ada calon peserta yang mengundurkan diri.

Kelima KK peserta transmigrasi tersebut rencananya akan diberangkatkan ke Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

"Sekarang dalam proses rekruitmen meski sudah ada daftar tunggu. Kita inventarisir ulang, siapa yang masih berminat," ujarnya.

Menurut Riyanto, selama ini Kabupaten Semarang termasuk wilayah penghasil transmigran terbesar. Bahkan animo masyarakat sangat tinggi, melebihi kuota yang diberikan pusat.

"Daftar tunggu kita sampai tahun 2017 ini malah sudah mencapai 165 KK," imbuhnya.

Riyanto mengaku tidak tahu alasan pemerintah pusat mengurangi jatah transmigran dari wilayahnya. Sebab pemerintah daerah hanya sebatas mencarikan dan memfasilitasi para calon transmigran hingga keberagkatannya ke daerah tujuan.

"Memang kuota peserta transmigrasi tiap wilayah merupakan kewenangan dari pusat, kemudian turun ke provinsi baru dibagi ke kabupaten/kota," pungkasnya.

Mendapatkan Pelatihan

Sementara itu Kasi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Semarang, Sudarto mengatakan para calon transmigran sebelum berangkat mendapatkan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Semarang selama empat hari.

Harapannya dengan pelatihan tersebut nantinya para transmigran tidak hanya mengandalkan hidupnya dari hasil pertanian saat berada di daerah tujuannya.

"Jadi selain bertani, mereka bisa wirausaha secara mandiri. Misalnya, membuat keripik yang bahannya menyesuaikan potensi yang ada di sana, seperti keripik pisang, keripik ketela," kata Sudarto.

Selain itu, di daerah tujuan transmigrasi pemerintah telah menyediakan sejumlah fasilitas antara lain satu unit rumah siap huni berukuran 6 x 6 meter dan lahan usaha seluas dua hektar.

Sedangkan biaya akomodasi pemberangkatan para transmigran hingga ke lokasi daerah ditanggung oleh Pemkab Semarang. "Semua gratis bahka ada bantuan uang saku dari bupati," imbuhnya.

(Baca: Program Transmigrasi Dorong Ketahanan Pangan Nasional)

Kompas TV Menteri Desa: Pemberian Opini WTP Merupakan Kerja Kolektif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com