Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Melorot Lagi

Kompas.com - 31/05/2017, 12:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Reuters

SINGAPURA, KOMPAS.com - Harga minyak merosot pada perdagangan Rabu (31/5/2017). Pelemahan ini disebabkan peningkatan produksi di Libya yang menambah kekhawatiran selain peningkatan produksi minyak Amerika Serikat.

Mengutip Reuters, peningkatan produksi di kedua negara tersebut bakal memengaruhi pemangkasan produksi yang telah disepakati Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) guna memperketat pasar.

OPEC sepakat melanjutkan pemangkasan produksi 1,8 juta barrel per hari (bph) hingga akhir kuartal I 2018. Acuan harga minyak internasional Brent berada pada posisi 51,72 dollar AS per barrel. Angka ini turun 12 sen atau 0,2 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sementara itu, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) berada pada posisi 49,47 dollar AS per barrel. Angka tersebut turun 19 sen atau 0,4 persen dibandingkan pada penutupan sebelumnya.

Menurut para trader, penurunan harga disebabkan lebih tingginya produksi minyak di Libya. Ini menambah kecemasan akan meningkatnya pula produksi minyak AS.

Produksi minyak Libya diprediksi meningkat ke 800.000 bph pada pekan ini. Hal ini merupakan proyeksi yang diterbitkan perusahaan minyak milik pemerintah Libya, National Oil Corporation pada awal pekan ini.

Ada pun rata-rata ekspor minyak Libya mencapai 500.000 bph sepanjang tahun ini. Pada tahun 2016, rata-rata ekspor minyak Libya mencapai 300.000 bph.

Di AS, peningkatan produksi minyak juga terjadi sejalan dengan peningkatan aktivitas pengeboran minyak serpih hingga mencapai 10 persen sejak tengah tahun lalu, hingga mencapai 9,3 juta bph. Ini hampir menyamai produksi minyak Rusia dan Arab Saudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com