JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengincar investasi dari negara-negara nontradisional atau negara yang belum banyak berinvestasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, hal tersebut merupakan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Arahan Pak Presiden, 'Tolong, jangan terus atau rutin (gaet investor) dari negara yang lazim, tapi cari prospek-prospek yang baru'. Destinasi yang istilahnya Pak Presiden itu negara-negara non tradisional, seperti Timur Tengah, Rusia, India, dan Afrika," kata Thomas, kepada wartawan, di kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2017).
(Baca: Pemerintah Siapkan Perlindungan Investasi untuk Investor Timur Tengah)
Salah satu langkah untuk menggaet investor-investor tersebut adalah melalui kerjasama dengan Standard Chartered Bank Indonesia.
Kata Thomas, Standard Chartered merupakan lembaga finansial yang sudah memiliki jaringan luas di seluruh dunia. Selain itu, kata dia, jaringan Standard Chartered kuat di negara-negara berkembang.
"Standard Chartered bank perintis yang sudah lama bergerak di India, Timur Tengah, dan Afrika, itu yang kami incar sekarang. Jadi akan semakin banyak juga arus modal antara negara berkembang," kata Thomas.
Menurut Thomas, Timur Tengah berpotensi berinvestasi pada proyek-proyek yang sudah berjalan. Investor Timur Tengah, lanjut dia, biasanya tak tertarik dengan proyek-proyek yang baru akan berjalan.
"Jadi, mereka cenderung masuk di proyek yang sudah berjalan, revenue atau omsetnya sudah stabil. Contohnya seperti proyek pariwisata, proyek infrastruktur yang sudah berjalan bisa juga, seperti bandara atau pelabuhan," kata Thomas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.