Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2017, 11:45 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data indeks harga konsumen (IHK) teranyar. Pada Mei 2017, IHK mengalami inflasi sebesar 0,39 persen.

Hal yang menarik, Kepala BPS Suhariyanto mengungkapan, salah satu penyumbang inflasi Mei adalah harga jengkol. Ya, barang yang selama ini sangat jarang menyumbang inflasi.

"Memang kalau lebaran harga jengkol naik ya?" tanya Suhariyanto kepada wartawan usai konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Memang, sumbangsih harga jengkol kepada inflasi Mei hanya 0,01 persen. Namun menurut BPS sumbangsih harga jengkol itu ke inflasi mengalami kenaikan.

"Ada pengaruhnya ke inflasi ini tapi hanya 0,01 persen sumbangannya kecil lah karena bobotnya kecil. Kan yang mengkonsumsi juga tidak semuanya orang ya," kata Suhariyanto.

Kelangkaan

 

Belum lama ini, harga jengkol di beberapa pasar tradisional memang mengalami kenaikan. Pangan yang memiliki aroma khas tersebut tiba-tiba melonjak hampir mencapai Rp 100.000 per kilogram.

Suhartini, salah satu pedagang sayur di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan mengatakan, penyebab kenaikan harga tengok akibat kelangkaan pasokan dari petani kepada para pedagang di berbagai pasar tradisional.

"Wah lagi susah barangnya, harganya mahal juga Rp 90.000 per kilogram," ujarnya kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (30/5/2017).

Lastri pedagang sayur di Pasar Cimanggis, Tangerang Selatan juga mengatakan, kenaikan harga jengkol disebabkan menurunnya pasokan kepada pedagang. Harga jengkol di Pasar Cimanggis sendiri sebesar Rp 70.000.

Pemerintah sendiri tak kuasa menahan laju kenaikan harga jengkol. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita enggan mengurusi hal ini sebab jengkol bukanlah komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah.

Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan Sukarman mengkonfirmasi penyebab kenaikan harga jengkol. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran tanaman jengkol sedang tidak memasuki masa panen sehingga pasokannya berkurang.

(Baca: Bawang Putih Hingga Jengkol Dongkrak Inflasi Mei Jadi 0,39 Persen)

Kompas TV Harga Jengkol Meroket Melebihi Harga Daging Ayam

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] KAI Diskon Tiket Kereta 25 Persen di Akhir Tahun | Garuda Indonesia Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen

[POPULER MONEY] KAI Diskon Tiket Kereta 25 Persen di Akhir Tahun | Garuda Indonesia Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen

Whats New
Cara Transfer GoPay ke OVO dan ShopeePay dengan Mudah

Cara Transfer GoPay ke OVO dan ShopeePay dengan Mudah

Spend Smart
Cara Transfer BCA ke BNI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BCA ke BNI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Simak Cara Beli Tiket Kereta Api Go Show di Loket Stasiun

Simak Cara Beli Tiket Kereta Api Go Show di Loket Stasiun

Spend Smart
Cara Transfer BCA ke ShopeePay dengan Mudah

Cara Transfer BCA ke ShopeePay dengan Mudah

Spend Smart
BI Bakal Tahan Suku Bunga hingga 2025

BI Bakal Tahan Suku Bunga hingga 2025

Whats New
Ingin Sukses di Dunia Digital? Coba Program Free Trial SEO dari Undercover.co.id

Ingin Sukses di Dunia Digital? Coba Program Free Trial SEO dari Undercover.co.id

Work Smart
BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Bisa 5,5 Persen

BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Bisa 5,5 Persen

Whats New
Menhub Akui Pembelian Motor Listrik Lewat Subsidi Masih Jauh dari Target

Menhub Akui Pembelian Motor Listrik Lewat Subsidi Masih Jauh dari Target

Whats New
Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Mulai 1 Desember, Animo Masyarakat Bakal Susut?

Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Mulai 1 Desember, Animo Masyarakat Bakal Susut?

Whats New
Kartu BPJS Kesehatan Hilang, Apa yang Harus Dilakukan?

Kartu BPJS Kesehatan Hilang, Apa yang Harus Dilakukan?

Whats New
Daya Saing Investasi RI Dinilai Kalah dengan Vietnam, Mengapa?

Daya Saing Investasi RI Dinilai Kalah dengan Vietnam, Mengapa?

Whats New
Kemenkop UKM: 58 Persen Wirausaha Muda Mulai Bisnis Ramah Lingkungan

Kemenkop UKM: 58 Persen Wirausaha Muda Mulai Bisnis Ramah Lingkungan

Smartpreneur
Pendapatan Negara 2024 Ditarget Rp 2.802 Triliun, Pemerintah Andalkan Investasi dan Pajak

Pendapatan Negara 2024 Ditarget Rp 2.802 Triliun, Pemerintah Andalkan Investasi dan Pajak

Whats New
Tahun Anggaran Terakhir Kabinet Jokowi, DIPA Kini Berbentuk Digital

Tahun Anggaran Terakhir Kabinet Jokowi, DIPA Kini Berbentuk Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com