Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Peran MDBs Didorong ke Arah Kemitraan

Kompas.com - 09/06/2017, 19:16 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini peran Multilateral Development Banks (MDBs) di Indonesia telah bergeser dari pemberian bantuan menjadi kemitraan.

“Pemerintah Indonesia dan MDBs telah bekerjasama untuk memastikan agar strategi kerja sama sejalan dengan rencana pembangunan Indonesia dan kerangka kerja MDBs,” kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/6/2017).

Bambang berujar, bagi Indonesia, kemitraan tersebut harus mendorong peran aktif negara untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan internasional. Terlebih, Indonesia juga telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi lebih besar pada organisasi-organisasi strategis seperti IFAD dan Global Green Growth Institute.

“Indonesia berharap partner pembangunan dapat beradaptasi dengan kebutuhan negara yang berubah-ubah, yang dapat diketahui melalui evaluasi program,” kata dia.

Bambang juga menyontohkan, bagaimana IFAD pada 2013 misalnya melaksanakan Country Programme Evaluation yang memicu orientasi ulang atas program Indonesia. Efeknya lebih berkonsentrasi pada pengembangan pendekatan inovatif dan membantu pemerintah dalam mengarusutamakan skema program yang sukses pada program-program nasional lainnya.

Bahkan, selama tiga tahun terakhir, proyek-proyek berjalan sudah direstrukturisasi agar fokus pada produktivitas dan akses pasar, skema kerja sama dengan swasta telah dibuat, dan hubungan strategis dengan partner pembangunan semakin ditingkatkan.

“Hal-hal penting tersebut telah menunjukkan pentingnya peran Independent Office of Evaluation dalam operasi IFAD agar lebih responsif secara kontekstual dan lebih tepat sasaran,” ujar mantan Menteri Keuangan RI itu.

Saat ini, kata Bambang, meski ketimpangan terus menurun dalam lima tahun terakhir, pemerintah Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan daya saing agar bisa menghindari middle income trap. Kuncinya, dengan terus berusaha untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Hasil upaya pemerintah dapat terlihat dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari angka 67,70 pada 2012 menjadi 70,18 pada 2016. Kenaikan tersebut mengindikasikan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang akan memasuki usia angkatan kerja di masa mendatang,” ujar dia.

Menurut Bambang, untuk meningkatkan produktivitas, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan reformasi fiskal untuk mempercepat konstruksi infrastruktur strategis. Pada periode 2015-2019, Indonesia membutuhkan total investasi infrastruktur sebesar Rp 4,796.2 triliun.

“Terbatasnya anggaran pemerintah membuat 36,5 persen dari total investasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan oleh badan usaha dan swasta,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com