JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia dalam laporan terbarunya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada tahun 2017. Adapun pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,3 persen.
Meskipun dipandang memiliki progres yang bagus untuk tumbuh, namun Bank Dunia menyatakan perekonomian Indonesia masih dihantui sejumlah risiko. Dalam laporan bertajuk Indonesia Economic Quarterly edisi Juni 2017, risiko tersebut berasal dari domestik maupun eksternal.
(Baca: Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen Tahun Ini)
"Perubahan yang tidak diprediksi terkait kebijakan moneter AS dan kemungkinan volatilitas finansial memberikan risiko penurunan," ujar Bank Dunia dalam laporannya, Kamis (15/6/2017).
Bank Dunia menjelaskan, ketidakpastian kebijakan global dan khususnya ancaman peningkatan proteksionisme internasional terus memberikan risiko penurunan kepada pemulihan perdagangan global. Risiko geopolitik di kawasan dan global juga harus dicermati.
Meskipun bank sentral AS Federal Reserve telah mengomunikasikan siklus pengetatan moneternya, namun kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) yang di luar ekspektasi dapat memicu volatilitas pada pasar modal dan finansial.
Ini dapat memicu risiko arus modal keluar alias capital outflow dari negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia. Kalau benar terjadi, maka arus modal keluar tersebut dapat menyebabkan pengetatan kondisi finansial domestik.
Termasuk pula risiko volatilitas nilai tukar rupiah, yang dapat memberatkan konsumsi domestik dan investasi. Adapun risiko domestik yang dipantau Bank Dunia antara lain adalah dampak dari kondisi politik. Pemilu regional akan digelar pada tahun 2018, sementara pemilu legislatif dan presiden pada tahun 2019 mendatang.
"Persaingan politik cenderung akan semakin intens, membuat reformasi ekonomi yang vital namun tidak populer semakin sulit untuk dilakukan," ungkap Bank Dunia.
Bank Dunia menyatakan, riset ekonomi menunjukkan bahwa ketidakpastian politik juga dapat menurunkan investasi. Ini khususnya terjadi pada investasi asing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.