Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemerintah Dinilai Efektif Menutup Aksi Spekulan Harga Pangan

Kompas.com - 15/06/2017, 20:57 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komitmen dan kebijakan pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan dalam menekan ruang gerak spekulan harga pangan dinilai mulai memberikan dampak positif.

Sejumlah harga komoditas pokok yang biasanya melonjak akibat kenaikan permintaan menjelang Lebaran, pada tahun ini dapat dijaga relatif stabil. Ditambah dengan kehadiran Satuan Tugas (Satgas) pangan yang dibentuk oleh pemerintah bersama aparat penegak hukum.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Imaduddin Abdullah menjelaskan, penentu harga bahan pokok diliat dari dua faktor, yakni supply dan demand.

"Biasanya menjelang puasa dan Lebaran, demand pasti naik. Bukan karena ingin mengkonsumsi makanan lebih banyak ketika Lebaran, tetapi karena pandangan masyarakat bahwa harga bahan kebutuhan pokok menjelang Lebaran itu naik, jadi ekspektasinya naik, sehingga orang cenderung untuk beli, untuk mengamankan," ujar Imaduddin melalui keterangan resmi, Kamis (15/6/2017).

Kemudian, jika dilihat dari supply-nya, terdapat dua faktor penentu. Pertama dilihat dari kondisi barang komoditas tersebut masuk masa panen sehingga harusnya supply-nya meningkat.

"Kedua, walaupun sudah meningkat tapi ada penimbunan. Yang kedua inilah yang menimbulkan masalah harga bergejolak," jelasnya.

Selain itu, masalah rantai distribusi yang panjang juga mempengaruhi supply sehingga akan mempengaruhi harga juga. Jadi memang tugas pemerintah untuk memastikan pasokan barang bangan tersedia dengan baik.

Namun, menurut Imaduddin, pemerintah berhasil menekan mafia pangan dengan menjaga pasokan bahan pokok, melakukan pengawasan, dan menegakkan hukum dengan baik.

"Ketika supply terus ditingkatkan, penimbun ini tidak punya 'senjata' lagi. 'Senjata' tersebut hanya akan efektif kalau bahan kebutuhan pokok langka, tapi kalau di pasar barang tetap tersedia maka otomatis akan tumpul senjata itu," tambahnya.

Kendati demikian, pihaknya terus mengingatkan pemerintah bahwa dengan harga yang cenderung turun Lebaran tahun ini, bukan berarti mafia pangan atau para spekulan sudah tidak ada lagi. "Pasti ada saja yang ingin meraup untung sebesar-besarnya dengan segala cara," pungkasnya.

Sementara itu, Ekonom senior Aviliani menjelaskan, kebijakan kerja sama pemerintah pusat khususnya Kemendag dengan pemerintah daerah dalam hal menjaga stabilitas harga pangan dinilai baik.

"Kebijakan itu patut mendapat dukungan karena memang pemerintah daerahlah yang lebih mengetahui keadaan supply demand-nya daerah mereka masing-masing," ujar Aviliani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com