Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog: Kami Tidak Gelar Operasi Pasar, Tetapi Stabilisasi Harga

Kompas.com - 17/06/2017, 09:08 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menyatakan tidak akan menggelar operasi pasar lagi. Sebab, operasi pasar tidak akan efektif untuk menekan harga bahan-bahan pokok.

Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, selama ini operasi pasar hanya dinikmati oleh pedagangi-pedagang pasar.  Djarot menjelaskan, saat menggelar operasi pasar, pedagang pasar akan langsung memborong bahan-bahan pokok yang disediakan Perum Bulog. 

"Sebetulnya Bulog tidak melakukan operasi pasar. Yang dilakukan Bulog adalah gerakan stabilisasi harga pangan. Karena operasi apalagi yang abal-abal, pasti hanya akan dicibir oleh pasar," ujar Djarot di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

"Karena saya tahu, misalnya bawang putih, pada saat harga Rp 60.000, saya jual Rp 22.000 pasti angka penjualan saya terbatas. Kedua, harga yang jauh pasti dimakan oleh mereka (pedagang pasar) dan langsung diganti harga mereka (pedagang pasar) lagi. Itulah operasi abal-abal," tambah dia. 

Mantan direksi Bank BRI ini menuturkan, saat ini Perum Bulog terus menggelontorkan pasokan bahan pangan kepada pedagang pasar.  Menurut dia, hal tersebut efektif untuk menekan harga pangan. Apalagi, saat ini stok bahan pokok cukup untuk konsumsi hingga Idul Adha.  

"Yang Kami lakukan, khusus bawang putih ketika harga Rp 60.000, kami jual harga Rp 38.000. Setelah mulai turun kita jual Rp 35.000 terus Rp 30.000. Tapi enggak abal-abal. Jadi berapapun mereka (pedagan pasar) mau ambil ya ambil. Kami sudah hampir sebulan lakukan gerakan stabilisasi harga pangan," kata dia. 

Saat ini Bulog memiliki stok bahan pokok beras 1,79 juta ton, bawang merah sebanyak 45,91 ton, bawang putih sebanyak 215,94 ton, gula pasir sebanyak 373.000 ton, daging sapi sebanyak 66,37 ton.

Selain itu  jagung sebanyak 62.900 ton, daging kerbau sebanyak 30.000 ton, kedelai sebanyak 9 ton dan minyak goreng sebanyak 820.000 liter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com