Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah 7-Eleven Bangkrut Karena Larangan Penjualan Minuman Alkohol?

Kompas.com - 26/06/2017, 15:49 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ikut mengomentari berhentinya gerai ritel modern 7-eleven di Indonesia. Menurut, Apindo bangkrutnya gerai yang indentik dengan warna hijau, merah dan oranye ini karena larangan penjualan minuman alkohol. 

Seperti diketahui, larangan penjualan minuman alkohol diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 tahun 2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol.

"Saya enggak tahu persis kenapa. Konon katanya yang menyebabkan drop gara-gara penjualan minol (minuman alkohol) enggak boleh. Sehingga mulai mereka (7-Eleven) kehilangan salah satu competitive advantage dibanding yang lain," ujar Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani saat ditemui di Rumah Dinas Menko Perekonomian Darmin Nasution Jalan Widya Chandra IV, Jakarta (26/6/2017). 

Selain itu, tutur Hariyadi, tutupnya 7-Eleven juga disebabkan kurang antisipasi manajemen menghadapi persaingan dalam bisnis ritel. Menurut dia, persaingan bisnis ritel sangat ketat.  

"Di luar itu juga kesiapan tim manajemen sendiri kita enggak tahu ya. Apakah memang cukup solid mengatasi persaingan itu.  Karena memang di ritel kalau konsep enggak kuat sama dengan yang lain, berat persaingannya. Apalagi dia pemain di belakangan," tutur dia.  

"Lihat (bisnis) ritel ini setelah Indomaret dan Alfamart terkonsentrasi di beberapa titik saja. Misalnya Circle K kuatnya di Bali, karena kliennya turis. Ini menyebabkan 7-Eleven nggak bisa bertahan lebih lanjut. Karena dari segi timing waktu sudah mulai bermasalah keuangan, Charoen awalnya iya, tetapi akhirnya mundur," tambah dia. 

Meski demikian, ungkap Hariyadi, tutupnya gerai yang populer dengan minuman slurpee ini tidak berdampak pada perekonomian di Indonesia.

"Enggak ada (dampaknya), kecil kalau 7-Eleven. Kalau Alfamart dan Indomaret problem baru kita bermasalah, karenan karyawannya banyak banget. 7-Eleven enggak terlalu," pungkas dia.

Sebelumnya, PT Modern International Tbk mengumumkan menutup seluruh gerai 7-Eleven pada akhir bulan ini.

Gerai 7-Eleven dikelola Modern International melalui anak usahanya, yakni PT Modern Sevel Indonesia.

Dalam pengumuman resmi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/6/2017), emiten berkode MDRN itu menyebutkan bahwa penutupan tersebut berkaitan dengan gagalnya kesepakatan penjualan franchise kepada PT Charoen Phokphand Restu Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com