Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Taksi Online Masih Keberatan Terkait Aturan Balik Nama STNK

Kompas.com - 07/07/2017, 19:45 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para sopir taksi online mengaku masih keberatan terkait dengan aturan balik nama Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dari pribadi menjadi atas nama perusahaan.

Menurut para sopir, balik nama STNK atas perusahaan ke depannya akan menimbulkan masalah. 

Salah satu sopir taksi online, Dana mengatakan, rata-rata sopir taksi online membeli kendaraan secara kredit. Jika STNK diubah kepemilikannya, maka sopir taksi itu melanggar perjanjian kepada pihak leasing.

"Membaliknamakan STNK sudah wanprestasi dari akad kredit mereka (Sopir taksi online). Apalagi, sopir mengambil kredit rata-rata 4-5 tahun," ujar Dana kepada Kompas.com, Jumat (7/7/2017).

Oleh karena itu, pria yang sejak dua tahun lalu berprofesi sopir taksi online ini meminta kepada pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan agar adanya kebijakan khusus mengenai balik nama STNK kendaraan taksi online.

"Menurut saya, tetap di bawah koperasi, dimasukkan ke dalam koperasi tersebut, lebih simple begitu. Kalau begini terus saya yakin agak berat. Karena rata-rata mobil kredit dan jelas-jelasi ini merugikan kami,"pungkas dia. 

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan kendaraan taksi online tidak langsung membalik nama kepemilikan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dari individu menjadi berbadan hukum seperti perusahaan atau koperasi. 

Akan tetapi, balik nama diberlakukan sampai masa berlaku lima tahun STNK habis. 

"Jadi nanti tidak serta merta balik nama. Kalau punya mobil baru dua tahun beli berarti baru. Tiga tahun kemudian habis masa STNK nya, disitulah baru balik nama atas nama badan hukum. Sehingga tidak terlalu memberatkan, karena biaya untuk material hanya sekali saja pada saat masa berlakuk habis," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji Hartanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com