Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN: Banyak Pihak Salah Persepsi Kebijakan Subsidi Tepat Sasaran

Kompas.com - 08/07/2017, 12:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Unit Komunikasi Korporat Perusahaan Listrik Negara (PLN) I Made Suprateka menyebut banyak pihak salah persepsi dengan kebijakan subsidi tepat sasaran.

Akibatnya, banyak pihak menduga bahwa tarif dasar listrik (TDL) terus meningkat.

"Per 1 Januari dikerahkan kebijakan subsidi tepat sasaran, artinya subsidi berkeadilan. Kenapa yang berkeadilan? Tentunya subsidi berkeadilan dilihat dari siapa yang diberikan subsidi, latar belakang subsidi adalah diberikan kepada produknya," kata Made, dalam diskusi yang diselenggarakan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017).

Made menjelaskan ada dua golongan rumah tangga pelanggan PLN yang termasuk dalam basis data Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yakni konsumen 450 VA dan 900 VA. Totalnya, sekitar 46 juta pelanggan atau penerima subsidi.

Made mengatakan, tak ada perubahan apapun untuk subsidi yang diterima konsumen 450 VA. Sedangkan kebijakan subsidi tepat sasaran dikerahkan untuk konsumen 900 VA.

Kemudian PLN melalukan verifikasi dengan pemadanan data. PLN mendata pihak-pihak yang menggunakan listrik sebesar 900 VA. Hasilnya, tak sedikit konsumen 900 VA yang tergolong tak layak menerima subsidi. Banyak pemilik kos-kosan yang juga menggunakan listrik 900 VA.

Padahal, awalnya subsidi konsumen 900 VA dialokasikan untuk masyarakat yang mendekati miskin.

"Tapi kemudian setelah diverifikasi dengan pola konsumsi dan berbagai kriteria dilihat aspeknya, 18 juta lebih (konsumen 900 VA) ternyata mereka ada di golongan rumah tangga mampu dari total 23 juta. Hanya 4,05 juta golongan rumah tangga yang tidak mampu," kata Made.

Dengan demikian, 18 juta konsumen 900 VA dicabut subsidinya oleh pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com