KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pihak berwenang Malaysia sedang menyelidiki dugaan serangan siber yang menyerang perdagangan saham online di beberapa broker lokal.
Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia tengah menyelidiki gangguan tersebut.
Meski ada indikasi serangan dari peretas (hacker), namun perdagangan di Bursa Malaysia tidak terpengaruh.
Juru bicara regulator bilang, satgas yang terdiri dari polisi Malaysia dan badan keamanan cybersecurity nasional saat ini masih menyelidiki masalah itu.
Pernyataan tersebut muncul setelah lima diler bursa mengatakan kepada Nikkei Markets bahwa layanan pialang online mereka terganggu lagi di pagi kemarin, Senin (10/7/2017).
(Baca: Sempat "Down" 1 Jam saat Pembukaan Bursa Saham, Ini Penjelasan BEI)
Sebelumnya, serangan siber serupa muncul di Rabu pekan lalu. Gangguan, yang diduga sebagai bentuk penolakan layanan terdistribusi (DDOS), menurunkan beberapa platform perdagangan online.
Pada hari Rabu kemarin, beberapa broker Malaysia menjadi sasaran serangan terkoordinasi yang diikuti oleh e-mail yang memeras meminta pembayaran jika ingin terhindar serangan lebih lanjut.
Dalam e-mail itu, peretas mengancam, kegagalan untuk membayar akan mengakibatkan kenaikan uang tebusan serta serangan terus-menerus berskala besar.
"Beberapa organisasi peserta kami mengalami gangguan sesaat terhadap platform perdagangan online mereka karena serangan DDOS," kata bursa Malaysia, Senin pagi (10/7/2017).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.