Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Beberkan Hal-hal yang Perlu Diperbaiki dari Kualitas SMK

Kompas.com - 11/07/2017, 14:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan memperbaiki mutu pendidikan pendidikan vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan anggaran perbaikan mutu pendidikan vokasi sudah dianggarkan pada APBN 2017.

Hanya saja, kata dia, jumlahnya masih belum memadai. Bambang berjanji, anggaran perbaikan mutu pendidikan vokasi akan meningkat signifikan pada APBN 2018.

Meski demikian, Bambang tak menjelaskan secara spesifik besaran rencana anggaran tersebut.

"(perbaikan) Baik di infrastruktur, kualitasnya, pendidikan guru, maupun juga kurikulumnya," kata Bambang, dalam "Dialog Kebijakan: Demografi Indonesia dan Masa Depan yang Diinginkan", di kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2017).

Pemerintah, lanjut dia, ingin menciptakan SMK yang benar-benar dapat mengantarkan lulusan-lulusannya untuk dapat diterima di lapangan kerja sesuai dengan kualifikasi.

Dia menjelaskan, satu-satunya problem SMK di kota-kota di Indonesia adalah kualitasnya. Bambang menjelaskan beberapa hal yang diduga menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan kejuruan.

"Sebagian besar gurunya tidak pernah terekspose atau dikatakan magang di perusahaan-perusahaan yang nantinya memakai lulusan tersebut, atau gurunya tidak terekspose dengan teknologi yang terbaru," kata Bambang.

Mantan Menteri Keuangan itu menjelaskan, teknologi yang masih digunakan para guru SMK kebanyakan bukan teknologi terkini. Hal-hal inilah yang menyebabkan banyak lulusan SMK tidak kompeten.

Perusahaan, lanjut dia, ingin mendapat tenaga kerja dengan biaya seminimal mungkin. Artinya, perusahaan akan menghabiskan biaya lebih banyak.

Jika tenaga kerjanya tidak kompeten dan membutuhkan pelatihan atau training. Dengan demikian, perusahaan akan lebih senang merekrut lulusan pendidikan umum ketimbang vokasi.

"Akhirnya lulusan SMK kita sekarang tidak terserap di lapangan kerja, karena pendidikannya memang tidak sesuai. Nah inilah salah satu aspek yang ingin kami perbaiki ke depannya," kata Bambang.

Selain menciptakan calon tenaga kerja berkualitas, pemerintah juga harus dapat menciptakan enterpreneur muda. Nantinya wirausaha tersebut dapat menciptakan lapangan kerja dan merekrut tenaga kerja lainnya.

(Baca: Bappenas: Kualitas SMK di Indonesia Harus Ditingkatkan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com