Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang Iklan pada Kendaraan Makin Populer

Kompas.com - 15/07/2017, 16:22 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masifnya pemasangan iklan di dunia maya baik website, media sosial, hingga video iklan tak membuat pasar iklan konvensional ditinggal begitu saja.

Dengan sentuhan teknologi terkini membuat iklan konvensional mulai kembali bergairah seperti tren iklan pada kendaraan atau yang dikenal car advertising.

Car advertising bermula pada awal tahun 2015 dengan munculnya sebuah startup bernama Wrapify di Amerika Serikat yang mengajak para pemilik mobil maupun pengemudi menjadikan bodi kendaraannya media iklan.

Hal itu secara tidak langsung membuat munculnya beberapa startup serupa di Indonesia. Teknisnya serupa, yakni mengajak pengemudi atau pemilik mobil untuk menjadikan bodi kendaraannya sebagai media iklan, dengan itu para pemilik kendaraan akan mendapatkan komisi dari pemasangan iklan tersebut yang dihitung melalui jarak tempuh kendaraan.

Adapun, penghitungan komisi tersebut dihitung melalui pelacakan kendaraan yang digunakan, dan juga kesepakatan batas maksimum jarak yang ditentukan seperti berapa kilometer dan daerah mana saja yang masuk dalam penghitungan komisi.

StickEarn misalnya, merupakan startup pemasangan iklan pada kendaraan yang didirikan oleh Garry Limanata, Sugito Alim, Hartanto Alim, serta Archie pada akhir 2016 lalu.

Public Relation Specialist StickEarn Fathia Puspita Prellyani mengatakan, dari awal tahun 2017 hingga saat ini StickEarn telah bekerja sama dengan 20 sampai dengan 30 brand atau merek dan juga 3.000 pemilik mobil baik mobil pribadi maupun bekerja sama dengan perusahaan transportasi online.

"Jadi pemilik brand itu seperti memasang iklan advertising biasa seperti di Billboard tapi hanya berbeda medianya aja, dan yang membuat beda adalah selain iklan yang dipasang di mobil, iklannya juga bisa ditracking melalui aplikasi," ujar Fathia kepada Kompas.com, Sabtu (15/7/2017).

Fathia menjelaskan, pembagian komisi dihitung berdasarkan jarak tempuh dan juga kesepakatan berapa maksimal kilometer yang bisa ditempuh oleh pemilik mobil.

"Batasan maksimum kilometer disepakati bersama dengan pengiklan, seperti 1.000 sampai dengan 2.500 kilometer, komisinya bisa 30 sampai 40 persen," jelasnya.

Menurutnya, tren iklan pada kendaraan setiap bulannya semakin meningkat terutama dari perusahaan-perusahaan startup seperti Tokopedia, Traveloka, Shoppe.

"Kami targetkan hingga akhir tahun bisa sampai 10.000 hingga 20.000 mobil. Tokopedia saja iklan di kami itu investasinya sampai dengan ratusan mobil dan itu iklannya sudah terpasang semua dari bulan Mei lalu dan Tokopedia memilih areanya Jakarta," tambah Fathia.

Fathia menjelaskan, jika dibandingkan dengan iklan pada media iklan seperti videotron maupun billboard, car advertising masih lebih murah dari segi biaya.

"Kami kompetitornya videotron dan juga iklan billboard tetapi harga di videotron dan billboard itu lumayan tinggi atau besar dari segi investasinya," jelas Fathia.

Sedangkan, dari sisi efektivitas, iklan tersebut bisa langsung dilihat secara realtime melalui dashborad aplikasi yang disediakan oleh StickEarn.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com