Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Masih Lesu

Kompas.com - 08/08/2023, 09:36 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (7/8/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.38 WIB, IHSG berada pada level 6.905,61 atau naik 19,2 poin (0,28 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.886,36.

Sebanyak 219 saham melaju di zona hijau dan 169 saham di zona merah. Sedangkan 230 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 878,5 miliar dengan volume 3,1 miliar saham.

Baca juga: Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisisnya

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pasca rilis data perekonomian cadangan devisa serta tingkat PDB yang menunjukkan masih stabilnya perekonomian Indonesia cukup memberikan sentimen positif bagi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

“Namun masih adanya peluang koreksi wajar tetap perlu diwaspadai mengingat IHSG terlihat belum mampu menembus resisten level terdekat, hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas,” kata William.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak mixed. Nikkei Jepang menguat 0,15 persen (47,8 poin) menjadi 32.302,4, dan Indeks Strait Times Singapura naik 0,1 persen (3,4 poin) pada posisi 3.313,3. Sementara itu, Indeks Komposit Shanghai China melemah 0,46 persen (14,9 poin) di posisi 3.253,8, dan Hang Seng Hong Kong turun 1,75 persen (342,7 poin) ke posisi 19.195,21.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.232 per dollar AS, atau turun 48 poin (0,31 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.184 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah mengikuti pelemahan nilai tukar regional terhadap dollar AS pagi ini. Dia bilang, Pelaku pasar masih mempertimbangkan peluang kenaikan suku bunga acuan AS karena data-data ekonomi AS, termasuk data tingkat pengangguran dan data pertumbuhan upah.

“Hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp 15.250 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.150 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Sementara itu, data neraca perdagangan China bisa menjadi mover untuk nilai tukar rupiah. Ariston mengatakan, pasar berekspektasi terjadi penurunan ekspor dan impor di bulan Juli dibandingkan bulan sebelumnya yang mengindikasikan penurunan aktivitas ekonomi.

“Bila rilis aktual menunjukkan penurunan yang lebih dalam, ini bisa menjadi sentimen negatif untuk rupiah. Di sisi lain, data pertumbuhan PDB Indonesia yang di atas ekspektasi, mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” tegas dia.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Malah Melemah

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Whats New
Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Whats New
Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Whats New
Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Whats New
Menunda Tapera untuk Pekerja

Menunda Tapera untuk Pekerja

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Whats New
CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

Whats New
Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com