JAKARTA, KOMPAS.com - Tes psikologi atau psikotes umumnya dijumpai saat mengikuti proses rekrutmen karyawan atau seleksi masuk institusi tertentu.
Selain menggambar pohon, salah satu yang sering muncul dalam tes psikologi ini adalah permintaan untuk menggambar orang. Tes ini disebut psikotes gambar orang.
Dari hasil psikotes menggambar orang, HRD bisa mendapatkan gambaran tentang kepribadian calon karyawan.
Baca juga: Seberapa Penting Tes Psikotes Menentukan Kelulusan? Ini Kata Pakar HRD
Meski terlihat sederhana, pengerjaan tes ini tidak boleh sembarangan. Ada aspek-aspek khusus yang perlu dipahami jika ingin hasil psikotes gambar orang yang kamu kerjakan dinilai baik.
Mengutip dari laman resmi JobStreet, Senin (6/5/2024), berikut penjelasan terkait apa itu psikotes gambar orang (draw a person test), tujuan, hingga tips untuk mengerjakannya.
Mengutip dari Encyclopedia of Child Behavior and Development, psikotes gambar manusia adalah tes menggambar seseorang yang hasilnya akan dianalisis untuk melihat fungsi kognitif, perkembangan, dan emosional subjek, serta gaya kepribadian peserta.
Adapun menurut Encyclopedia.com, tes psikotes gambar juga digunakan untuk mengukur kecerdasan non-verbal atau melakukan skrining terhadap adanya gangguan emosional serta perilaku.
Baca juga: Tips Menjawab Tes Psikotes Kerja
Menurut sejarahnya, psikotes gambar orang pertama kali diperkenalkan oleh Ebenezer Cooke pada tahun 1885.
Kala itu, ia mengamati bahwa gambar dari seorang anak ternyata bisa memengaruhi perkembangan psikis anak tersebut.
Kemudian, pada tahun 1926, Florence Goodenough memopulerkan tes ini sebagai alat untuk mengevaluasi kepribadian seseorang.