Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Sanko Holding di Turkiye, Menperin Buka Peluang Investasi di Sektor Industri Mamin dan Energi

Kompas.com - 10/06/2024, 12:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan para pelaku industri di Istanbul, Turkiye, pada 4-5 Juni 2024.

Dalam pertemuan itu, Menperin Agus membawa misi peningkatan investasi asal negara tersebut ke Indonesia, khususnya bagi sektor industri manufaktur.

Salah satu perusahaan yang ditemui Menperin adalah Sanko Holding, konglomerasi manufaktur terbesar di Turkiye yang dikenal secara global sebagai penghasil tekstil hingga produsen energi terbarukan.

Sanko Holding mempekerjakan sekitar 14.000 tenaga kerja, beroperasi di 11 sektor berbeda, dan mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara.

Baca juga: Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

 

Sektor-sektor unggulan dari Sanko Holding meliputi industri tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen dan bangunan, serta real estate. Di bidang tekstil, Sanko Textile merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi benang dan kain.

“Dalam pertemuan kemarin, kami mendorong Sanko Holding untuk memperluas investasinya ke sektor hilir, juga ke sektor energi,” ujar Menperin dalam siaran persnya, Senin (10/6/2024).

Kepada Sanko Holding, Menperin mendorong untuk berinvestasi pada sektor hilir, salah satunya industri pengolahan tuna dan galangan kapal.

Hal ini mengingat Sanko akan mengembangkan budi daya tuna di Biak, Papua serta membuat kapal pengolah tuna. Tuna adalah komoditas yang sangat melimpah di sekitar Biak, Papua sehingga masih sangat potensial untuk membangun industri pengolahan tuna di wilayah tersebut.

Baca juga: Bidik Ekspansi Global, Pertamina Geothermal Gandeng Perusahaan Turki

Menperin juga mengundang Sanko Enerji, anak perusahaan Sanko Holding, untuk berinvestasi di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, yang saat ini memiliki tingkat utilisasi rendah.

“Terdapat sekitar 69 bendungan di Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan Sanko Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia,” jelas Menperin.

Sanko Enerji saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin, dan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.000 MW.

Baca juga: Contoh India hingga Turki, Prabowo Mau Kerek Belanja Negara hingga 28 Persen dari PDB


Peluang investasi yang ditawarkan oleh Menperin juga mendorong Sanko Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060.

“Pihak Sanko menyambut baik tawaran tersebut dan akan membicarakan hal ini lebih lanjut,” kata Menperin. Selain itu, Sanko Holding juga memiliki industri tekstil dan kemasan yang juga perlu didorong investasinya di Indonesia.

Total investasi Turkiye di Indonesia pada kurun waktu 2019 hingga 2023 mencapai 42.758 juta dollar AS, menempatkan Turkiye pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Artinya, masih terdapat peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turkiye untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com