Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiga Permintaan Pelaku Usaha Vape ke Pemerintah, Apa Saja?

SEOUL, KOMPAS.com - Asosiasi vape meminta pemerintah membuat aturan lebih detail terkait bisnis vape seiring dengan perkembangan bisnis produk tembakau alternatif tersebut.

Ketua Asosiasi Vaporizer Bali (AVB) Gede Agus Mahardika mengatakan, aturan dari pemerintah sangat penting agar bisnis vape kian berkembang.

"Ini ada lahan usaha baru buat UMKM, butuh aturan yang jelas karena sekarang sudah diberikan regulasi cuma masih abu-abu nih," kata Gede kepada Kompas.com di sela-sela Asia Harm Reduction Forum (AHRF) ke-13 di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8/2019).

"Pertama soal pajak untuk cukai liquid yang sebesar 57 persen. Kenapa enggak dibicarakan lagi (supaya pajaknya turun)," sambung dia.

Kedua, pemerintah diminta mengeluarkan aturan penjulan vape hanya untuk umur 18 tahun ke atas. Saat ini penjualan rokok elektrik masih bebas dan bisa dibeli oleh anak usia di bawah 18 tahun.

Menurut Gede, aturan ini sangat penting agar vape tidak mudah dibeli oleh anak-anak.

Ketiga, pemerintah juga diminta membuat aturan harga dan sertifikasi untuk penjual vape. Aturan harga penting agar tercipta iklim usaha yang adil.

"Kami tidak melarang orang berjualan, cuma misal dari 100 orang ada 1 orang muncul merusak harga pasar sehingga yang yang 99 usaha ini mati jarena belum ada aturan main," kata dia.

Sementara itu sertifikasi penjual vape dinilai penting untuk memastikan keamanan alat vape. Seperti diketahui, alat vape punya risiko meledak atau terbakar saat digunakan.

Saat ini bisnis vape terus berkembang, salah satunya di Bali. Menurut AVB, sudah ada 68 toko penjual vape dan 25 produsen liquid yang tercatat di AVB.

https://money.kompas.com/read/2019/09/01/161226726/tiga-permintaan-pelaku-usaha-vape-ke-pemerintah-apa-saja

Terkini Lainnya

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Whats New
Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Whats New
Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Whats New
Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke