Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PDB China Diprediksi Turun ke 4 Persen Pada Kuartal I 2020

Tim ekonomi Fitch Ratings mengatakan, ekonomi negeri Tirai Bambu itu merupakan negara yang pertama kali terdampak akibat wabah virus corona (Covid-19), yang memaksa pemerintah harus menerapkan langkah pengendalian virus.

Tindakan pencegahan itu dilakukan mulai Akhir Januari 2020 sejak wabah virus melanda negeri pada Akhir Desember 2019. Hingga akhirnya secara bertahap pemerintah bisa rileks sejenak karena kasus virus corona pada awal Maret 2020 turun secara dramatis.

"Karena itu, kami sekarang memiliki sejumlah titik data ekonomi makro bulanan yang mencakup periode penguncian. Data ini dapat membantu menjelaskan bagaimana penguncian di negara lain dapat memengaruhi aktivitas ekonomi," tulis Fitch Ratings yang dikutip Kompas.com, Selasa (31/3/2020).

Pukulan dari wabah corona terhadap ekonomi bisa dibilang sangat akut. Data bulan Januari-Februari Fitch Ratings menunjukkan, ekonomi telah mengalami kontraksi paling tajam sejak era Revolusi Kebudayaan.

Output industri turun sebesar 13,5 persen pada Januari-Februari dibanding tahun lalu, penjualan ritel turun 21 persen, dan investasi aset tetap turun 24,5 persen.

PDB, yang merupakan ukuran paling komprehensif dari kegiatan ekonomi, untuk kuartal I 2020 akan diterbitkan pada 17 April mendatang.

Pengembangan model statistik

Sementara itu, Fitch telah mengembangkan model perkiraan statistik pertumbuhan PDB triwulanan, menggunakan "Pelacak Aktivitas" (Activity Tracker/AT).

"AT kami dibangun menggunakan 15 seri bulanan tepat waktu. Pertumbuhan kredit dan survei bisnis PMI juga dimasukkan ke dalam analisis," ujar Fitch Ratings.

Pihaknya menggunakan metode statistik yang disebut "analisis komponen utama" untuk merangkum isi informasi dari set variabel bulanan.

"Metode ini memungkinkan kami untuk mengekstrak satu seri tunggal, yang merupakan indeks tertimbang dari 15 seri kami. AT kemudian ditransformasikan ke dalam istilah yang setara dengan PDB dengan mengandalkan hubungan jangka panjang antara PDB dan AT," tulis Fitch Ratings.

Ukuran itu pula yang membuat Fitch Ratings memperhitungkan tren penurunan sekuler dalam pertumbuhan PDB China.

Melalui metode itu, grafik pada bulan ini menunjukkan AT mereplikasi statistik PDB resmi yang cukup baik, meskipun yang terakhir menunjukkan volatilitas yang lebih rendah.

Misalnya, AT menunjukkan pertumbuhan telah melambat lebih tiba-tiba pada 2018-2019 daripada yang ditunjukkan oleh ukuran PDB resmi.

Data frekuensi tinggi mengisyaratkan beberapa kerusakan pertumbuhan dari ketegangan perdagangan baru dengan AS. Menurut AT, PDB China mungkin jatuh 4 persen secara tahunan di kuartal I 2020. Penurunan itu termasuk tajam dari kuartal sebelumnya sebesar 6 persen.

"Penurunan 4 persen secara tahunan akan menyiratkan PDB turun 8 persen dalam kuartal-ke-kuartal, lebih jauh mendasari gangguan material terhadap aktivitas yang disebabkan oleh lockdown," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/03/31/185047526/pdb-china-diprediksi-turun-ke-4-persen-pada-kuartal-i-2020

Terkini Lainnya

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke