Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diminati, Fintech P2P Lending Syariah Tumbuh Positif di RI

Berdasarkan riset YouGov, perusahaan riset pasar bermarkas di London, Inggris, pangsa pasar P2P Lending di Indonesia telah tumbuh sebesar 28 persen dalam waktu hanya kurang dari enam bulan pada 2023, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Sementara P2P lending syariah memberikan kontribusi sebesar 33 persen terhadap pertumbuhan pangsa pasar P2P Lending secara keseluruhan di Indonesia.

Studi YouGov ini menunjukkan bahwa fintech, khususnya P2P Lending, dinilai masih menarik sebagai instrumen investasi bagi masyarakat.

Salah satu P2P lending syariah adalah Alami Sharia yang juga tumbuh signifikan pada 2023. Alami Sharia alami kenaikan kesadaran merek hingga 11 persen, serta jumlah pengguna dan transaksi naik dua kali lipat, hingga Mei 2023.

Menurut Direktur Utama Alami Harza Sandityo, ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan pengguna dan transaksi Alami Sharia, terutama untuk instrumen investasi.

Hal-hal itu yakni adanya izin dan pengawasan ketat dari OJK, transparansi dalam menyampaikan informasi kepada pengguna, serta kinerja operasional yang kuat meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi makro. Serta, dukungan kuat terhadap prinsip syariah dalam setiap aspek bisnisnya.

Menurut Harza, hingga Mei 2023, Alami telah menyalurkan pembiayaan produktif sebesar lebih dari Rp 5 triliun kepada lebih dari 12.000 proyek pembiayaan.

"Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan para pendana dan investor Alamai yang saat ini berjumlah lebih dari 140.000 pengguna," tutur Harza melalui keterangan pers, Rabu (28/6/2023).

Untuk pemasaran produk, Alami menggunakan Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Word of Mouth (WOM).

Kemudian untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Alami Sharia secara konsisten memberikan edukasi dan literasi tentang P2P Lending syariah pada berbagai kesempatan, baik secara mandiri maupun melalui kolaborasi dengan pihak lain, termasuk OJK dan dunia akademis, kepada pengguna.

P2P lending di Indonesia

Sebelumnya, Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, Imansyah menjelaskan, P2P Lending di Indonesia meningkat secara signifikan. Hingga Mei 2023, terdapat 102 platform P2P Lending yang mendapatkan izin di Indonesia, termasuk tujuh platform P2P Lending Syariah.

Data ini disampaikannya dalam webinar “Membangun Keyakinan Nasabah Aset Digital dari Risiko Siber” pada 30 Mei 2023 lalu.


Dalam acara tersebut disebutkan, total pinjaman yang terkumpul dalam enam tahun terakhir hingga 2022 mencapai Rp 528,01 triliun, dengan jumlah pinjaman yang belum terbayarkan (outstanding) mencapai Rp 51,12 triliun hingga Desember 2022.

Jumlah pengguna fintech P2P Lending mencapai 100,8 juta pengguna hingga 2022, terdiri dari peminjam dan pemberi pinjaman. Artinya, hampir setengah dari penduduk Indonesia pernah menggunakan platform fintech P2P Lending.

Dari sisi aset, total aset fintech P2P Lending mencapai Rp 5, 51 triliun pada 2022, terdiri dari Rp 5,38 triliun aset penyelenggara konvensional dan Rp 133,64 miliar aset penyelenggara syariah.

Kualitas penyaluran pembiayaan P2P Lending juga terbilang cukup baik pada 2022, dengan tingkat non-performing loan (NPL) yang relatif rendah, yaitu sebesar 2,78 persen.

https://money.kompas.com/read/2023/06/29/142536426/diminati-fintech-p2p-lending-syariah-tumbuh-positif-di-ri

Terkini Lainnya

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Whats New
Menunda Tapera untuk Pekerja

Menunda Tapera untuk Pekerja

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Whats New
CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

Whats New
Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Whats New
JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

Whats New
Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

Whats New
Presdir Jahja Setiaatmadja 'Serok' Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Presdir Jahja Setiaatmadja "Serok" Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Whats New
Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Whats New
BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

Rilis
Usai Jalani 'Fit and Proper Test', Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Usai Jalani "Fit and Proper Test", Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke