President Director of Board Digital Center Batam, Brenda Regina Hansen mengatakan, selama ini kebutuhan sumberdaya digital lebih banyak didatangkan dari Pulau Jawa. Dengan hadirnya Digital Center Batam, diharapkan dapat mencetak talenta-talenta digital dengan bimbingan tenaga ahli berpengalaman.
"Digital Center Batam akan fokus pada program–program digital yang paling dibutuhkan dunia bisnis, diantaranya teknologi blockchain dan robotic process automation," ungkap Regina melalui keterangan pers, Jumat (11/8/2023).
Sebagai informasi, teknologi blockchain adalah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis. Basis data blockchain menyimpan data dalam blok yang dihubungkan bersama dalam sebuah rantai.
Sementara Robotic Process Automation (RPA) adalah teknologi yang memungkinkan perangkat lunak komputer meniru tindakan yang biasanya dilakukan manusia yang berinteraksi dengan sistem digital untuk melakukan tugas dan proses bisnis yang sederhana dan berulang.
"Kedua teknologi tersebut diprediksi akan menjadi teknologi unggulan yang dibutuhkan dunis bisnis di masa mendatang," papar Regina.
Ia melanjutkan, Digital Center Batam diharapkan dapat mendukung terpenuhi kebutuhan talenta digital dan membuka lebih banyak peluang kerja di Batam dan sekitarnya.
"Serta menjadi katalis perubahan menuju era masyarakat digital Indonesia," pungkas Regina.
RI butuh 9 juta talenta digital hingga 2030
Sebagai informasi, hasil riset yang dilakukan Bank Dunia dan McKinsey menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030. Jika dirata-rata, kebutuhan talenta digital ini mencapai 600.000 orang per tahun.
Sayangnya, hingga saat ini, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menyuplai sekitar 100.000-200.000 talenta digital per tahun. Artinya, terdapat gap sebesar 400.000-500.000 talenta digital per tahun.
Pandemi Covid-19 pun memiliki andil besar dalam tren peningkatan kebutuhan keterampilan digital. Kondisi ini mendorong berbagai sektor untuk melakukan transformasi digital besar-besaran.
Dampaknya, permintaan terhadap kandidat dengan kemampuan digital turut meningkat. Laporan bertajuk “Digital Jobs and Digital Skills: A Shifting Landscape in Asia and the Pacific” yang disusun Asian Development Bank (ADB) dan LinkedIn pada September 2022 menyebut, pada periode Januari 2017 hingga Februari 2022, tingkat perekrutan digital di platform LinkedIn rata-rata meningkat sebesar 9 persen tiap tahun.
Artinya, para pencari kerja di platform tersebut terus menuliskan keterampilan digital sebagai syarat yang dibutuhkan untuk posisi yang dibuka.
https://money.kompas.com/read/2023/08/11/202813726/upaya-membangun-talenta-digital-di-batam