Selama sepekan terakhir, memang terjadi aliran dana asing masuk ke pasar saham sebesar Rp 0,02 triliun dan ke Sekuritas Rupiah BI (SRBI) sebesar 0,40 triliun.
Namun, di sisi lain terjadi aliran dana asing yang lebih besar yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 2,92 triliun.
"Berdasarkan data transaksi 2-5 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 2,50 triliun," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya dikutip Minggu (8/10/2023).
Dengan demikian, berdasarkan data setelmen hingga 5 Oktober 2023 (year to date/ytd), pada pasar saham terjadi aliran modal asing yang keluar atau jual neto sebesar Rp 6,43 triliun.
Lalu pada SRBI, secara keseluruhan tahun berjalan, terjadi aliran dana asing yang masuk atau beli neto sebesar Rp 7,65 triliun. Sementara pada pasar SBN, terjadi beli neto sebesar Rp 57,64 triliun.
Seiring dengan keluarnya dana asing pada perdagangan pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik menjadi di level 100,31 bps per 5 Oktober 2023 dari sebelumnya di level 94,21 bps per 29 September 2023.
Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat naik ke level 7,03 persen, sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun turun ke level 4,719 persen.
"BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tutup Erwin.
https://money.kompas.com/read/2023/10/08/161700726/awal-oktober-2023-modal-asing-rp-2-50-triliun-cabut-dari-indonesia-