Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dukungan untuk Palestina, YKMI: Situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash Bisa Jadi Rujukan Sahih

KOMPAS.com – Seiring konflik Israel-Palestina, masyarakat di Tanah Air turut mewujudkan dukungan bagi warga Palestina lewat aksi boikot produk-produk yang dinilai berafiliasi dengan Israel.

Gerakan global tersebut menyebar di berbagai platform media sosial (medsos) sebagai wujud empati sekaligus perlawanan atas genosida Israel di Gaza, Palestina.

Terkait hal itu, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) mengajak masyarakat untuk mengecek serta menggali informasi secara mandiri mengenai perusahaan global yang berkaitan dengan Israel.

Menurut lembaga perlindungan konsumen Muslim itu, terdapat dua situs tepercaya yang dapat dirujuk, yakni Boycott.Thewitness dan Bdnaash.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan dalam diskusi publik bertema "Ramadhan Tanpa Produk Genosida" di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

“YKMI telah mengidentifikasi sepuluh produk pro-genosida dengan sejumlah kriteria. Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” ujar Ahmad dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Ahmad menyebut bahwa berdasarkan analisis dan kajian internal, YKMI merekomendasikan boikot massal atas 10 brand besutan perusahaan multinasional asing.

“Kami menyarankan konsumen muslim menghindari produk (rujukannya ada pada kedua situs yang disebutkan) tersebut selama Ramadhan 1445 Hijriah. Konsumen muslim seharusnya menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti,” paparnya.

Ahmad menjelaskan, sejumlah kriteria yang menjadikan brand-brand tersebut sebagai produk terafiliasi Israel atau produk genosida, meski beberapa di antaranya diproduksi di Indonesia.

Salah satunya adalah sebagian atau saham perusahaan dimiliki oleh perusahaan Israel serta perusahaan secara terbuka atau tersirat memberikan dukungan kepada Israel dan kejahatan Israel di Palestina.

“Kami percaya, aksi boikot ini lebih besar manfaatnya bagi kemanusiaan dibandingkan dengan efek negatif yang coba dibesar-besarkan untuk menggagalkan gerakan ini. Misalnya, soal tuduhan bakal munculnya pengangguran karena aksi boikot,” terang Ahmad.

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu menilai, semenjak muncul aksi boikot produk terafiliasi Israel, terjadi peralihan penggunaan konsumen atas produk-produk nasional.

Dia mengeklaim bahwa perusahaan nasional yang tidak terafiliasi Israel juga mulai membuka lapangan pekerjaan baru untuk seluruh level pekerjaan.

“YKMI justru melihat bahwa seiring boikot, produk- produk nasional mengalami peningkatan penjualan yang signifikan serta membuka lapangan pekerjaan baru. Kami yakin, aksi boikot dapat melemahkan ekonomi Israel dan dalam jangka panjang membuat Israel tak punya kekuatan untuk menyerang dan membunuh bangsa Palestina,” katanya.

Boikot jadi momen untuk merek lokal

Sebelumnya, pengajar Komunikasi Pemasaran di London School of Public Relations Safaruddin Husada menyebut, boikot massal atas produk besutan perusahaan multinasional asing di tengah genosida Israel atas Gaza sebagai "berkah terselubung" bagi industri lokal.

Menurutnya, brand lokal kini punya keleluasaan mengkomunikasikan keunggulan produk sekaligus posisi brand sebagai produk nasional yang berkomitmen pada nilai-nilai kemanusian yang universal.

"Sebenarnya, ini momen yang pas bagi merek lokal untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka berdiri di sisi yang benar, tidak memiliki keterkaitan apapun yang sifatnya bisa melanggengkan penjajahan Israel atas Palestina," kata Safaruddin.

Ia berpendapat, kesadaran brand konsumen di Indonesia saat ini berkelindan dengan simpati konsumen atas derita bangsa Palestina.

"Kunci brand yang berhasil mengomunikasikan reputasinya sebagai perusahaan yang bersih dari tindakan tak berperikemanusiaan, seperti yang dengan kasat mata dipraktikkan Israel di Gaza hari-hari ini yang bakal mendapat tempat khusus di hati konsumen," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan pakar komunikasi Algooth Putranto. Menurutnya, masalah terbesar sejumlah brand perusahaan multinasional yang tengah didera gelombang boikot adalah ketiadaan keterbukaan terkait nature hubungan induk mereka di luar negeri dengan rezim zionis Israel.

Berbagai pernyataan serta penyangkalan sejumlah brand asing sejauh dinilai pihaknya tak berdampak signifikan. Pasalnya, konsumen di Tanah Air kian cerdas dalam mencari informasi di ranah maya.

"Tak ada jalan lain, mereka harus berani berterus terang terkait relasi induk mereka dengan Israel. Kejujuran seperti itu yang ingin didengar konsumen. Oleh karena itu, brand lokal bisa meraup untung dari perubahan preferensi masyarakat atas produk besutan perusahaan multinasional asing,” katanya.

https://money.kompas.com/read/2024/03/16/131015726/dukungan-untuk-palestina-ykmi-situs-boycottthewitness-dan-bdnaash-bisa-jadi

Terkini Lainnya

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke