Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Urang" Bandung "Keur" di Jakarta

Kompas.com - 10/08/2008, 08:00 WIB

Di balik industri kreatif Bandung terdapat orang- orang yang melihat peluang dan mau mewujudkan mimpi mereka. Dicky Sukmana (28), misalnya, membuat majalah Suave tahun 2004.

Setahun sebelumnya dia mendirikan usaha kaos dan produk gaya hidup Invictus. Dalam perjalanan, dia melihat peluang bisnis yang belum dimasuki, yaitu penghubung antara industri clothing, distro, dan konsumennya. Maka, lahirlah Suave.

Bermodal Rp 1,5 juta, Dicky memproduksi 1.000 eksemplar Suave yang terbit bulanan dan disebar gratis ke distro-distro Bandung. Ternyata sambutannya bagus. Majalah ini kini bertiras 15.000 eksemplar per bulan dan disebar di 20 kota di Indonesia. ”Biaya produksi dari produk yang dimuat di Suave,” kata Dicky.

Majalah berwarna itu memuat produk terbaru yang ada di distro-distro. ”Saya tidak takut disaingi industri clothing baru karena itu berarti pasar baru untuk Suave, ha-ha-ha....”

Sedangkan kesuksesan Invictus dibangun melalui komunikasi dengan komunitas. Acara Refresh Your Sunday yang menampilkan band indi, bincang-bincang, atau sosok yang dianggap dapat memperkuat citra Invictus, kini menarik ribuan anak muda.

”Ke depan maunya menguatkan brand di tingkat nasional dan Asia. Ngajak anak muda mencintai produk bangsa sendiri dan membendung serbuan produk impor,” kata Dicky yang belajar fashion brand management di London College of Fashion.

Lain lagi pengalaman Ben Wirawan (32) dan Hanafi, pemilik Maha Nagari Bandung Pisan. Ben melihat peluang bisnis ketika ikut program pertukaran mahasiswa ke Singapura tahun 1998 dan harus memberi kenang-kenangan. ”Kok enggak ada identitas lokal Bandung yang diwujudkan dalam bentuk merchandise,” kata Ben yang saat itu kuliah di Jurusan Desain Produk Institut Teknologi Bandung.

Ketika tahun 2002 usaha clothing Bandung makin semarak, Ben memilih berhenti sebagai desainer di sebuah perusahaan perlengkapan outdoor untuk berusaha sendiri. Lahirlah kaos dengan desain grafis dan slogan bertema budaya lokal.

Slogan ”Bandung Bermartabat” dipelesetkan jadi Bandung Bermartabak. Di bawah tulisan itu ada gambar martabak manis yang identik dengan Bandung. Kaos lain bertuliskan Urang Bandung dengan gambar wajah orang tersenyum dan tulisan Keur (sedang) di Jakarta dengan wajah tegang di bagian belakang. Desain yang dibuat tahun 2002 hingga kini masih dicari pembeli.

”Kami mempertahankan keunikan melalui desain dan visual yang kuat karena itu jualan kami,” jelas Ben yang menyasar warga Bandung, ekspatriat, dan turis, termasuk orang Jakarta.

Maha Nagari menjadikan kaos media kampanye budaya dengan membentuk komunitas yang rutin pelesir ke obyek bernilai budaya dan bersepeda ke hutan sekitar Bandung.

Efek berganda
Tidak diragukan industri kreatif membangkitkan efek berganda, antara lain lapangan kerja. Maha Nagari memiliki 20 kontributor yang ikut memikirkan desain. Untuk satu desain, kontributor dibayar Rp 200.000 plus royalti dari penjualan produk yang bisa mencapai Rp 2 juta.

Febby Arhemsyah mensubkontrakkan pembuatan Twoclothes ke beberapa pemasok. Untuk kaos, pemasoknya 20-30 tukang jahit, sablon, dan kemasan; untuk jaket pemasoknya punya 8 pekerja; untuk tas ada 8 pekerja; belum untuk topi dan celana. ”Baru-baru ini saya dikontak orang dari Institut Pertanian Bogor yang sedang meneliti kayu dari Indonesia untuk dijadikan papan skate,” kata Febby.

Selama ini, papan skate masih diimpor per bagian dari China karena di Indonesia tidak ada kayu maple. Papan skate membutuhkan tujuh lapis kayu maple supaya kuat.

Sedangkan untuk Invictus, Dicky bekerja sama dengan 15-20 vendor yang rata-rata memiliki karyawan 10-20 orang, belum termasuk industri besar kain di sekitar Bandung. ”Saya memberi masukan kepada mereka kalau ada teknologi baru dari luar soal pewarnaan atau teknik sablon baru,” papar Dicky. (Ninuk MP/Susi Ivvaty)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 27 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 27 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya

Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya

Work Smart
Rincian Harga Emas Antam Senin 27 Mei 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Rincian Harga Emas Antam Senin 27 Mei 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
IHSG Menghijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.026

IHSG Menghijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.026

Whats New
Produsen Elektronik Sebut Aturan Permendag 8/2024 Bisa Bikin RI Kebanjiran Produk Impor

Produsen Elektronik Sebut Aturan Permendag 8/2024 Bisa Bikin RI Kebanjiran Produk Impor

Whats New
Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Harga Bahan Pokok Senin 27 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Senin 27 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Whats New
Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Whats New
Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Whats New
IHSG Diperkirakan Sentuh 'All Time High' Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Sentuh "All Time High" Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Whats New
Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan 'Skincare', Ada 'Cashback' 100 Persen

Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan "Skincare", Ada "Cashback" 100 Persen

Spend Smart
[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Whats New
Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com