Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia tak Perlu Kirim Tim Inspeksi ke China

Kompas.com - 25/09/2008, 14:42 WIB

BEIJING, KAMIS - Indonesia tidak perlu mengirimkan tim inspeksi ke China terkait skandal tercemarnya susu bubuk formula bayi, namun sebaiknya menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus itu kepada pemerintah setempat.

"Saya pikir Indonesia tidak perlu mengirimkan tim inspeksi ke China untuk mengetahui seberapa jauh proses produksi susu formula. Kita serahkan sepenuhnya kasus ini untuk diselesaikan di intern China," kata Dubes RI untuk China, Sudrajat, di Beijing, Kamis (25/9).
 
Menurut dia, pengiriman tim inspeksi ke China juga tidak terlalu efektif dan hanya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, mengingat pemerintah China sendiri telah sangat serius menyelesaikan masalah pencemaran susu bubuk formula bayi tersebut.

Pemerintah China, katanya, pascaterjadinya skandal terlihat sangat serius mengatasi masalah tersebut dan bahkan beberapa pejabat tinggi seperti Menteri Badan Pengawas Kualitas, Pemeriksaan dan Karantina (AQSIQ) China Li Changjiang, orang nomor satu yang paling bertanggung jawab terhadap keselamatan makanan, telah meletakkan jabatannya, di samping sejumlah inspektur di pusat dan daerah.

Keseriusan lainnya yang dilakukan pemerintah China adalah ingin memperbaiki secara keseluruhan sistem pengumpulan susu mulai dari peternakan hingga pemasaran dalam upaya untuk mencegah terjadinya kasus serupa.
 
Pihak AQSIQ telah mengirimkan 1.644 tim dan 387 kelompok kerja yang disebar ke seluruh pelosok China untuk memeriksa proses produksi produk susu dan turunannya.

"Dari situ sudah tampak bahwa China sangat serius menangani masalah itu. China juga ingin tetap mempertahankan kesan di mata dunia internasional bahwa negaranya mampu memproduksi produk sesuai dengan standar dan keamanan internasional," kata Sudrajat.

Terkait dengan kemungkinan adanya gangguan hubungan perdagangan kedua negara pasca larangan impor susu China oleh Indonesia, Sudrajat menilai hal itu tidak akan mengganggu hubungan perdagangan dan tidak ada upaya pemerintah China untuk membalas melarang impor produk asal Indonesia.    

"Tidak akan ada tindakan balasan dari China untuk menolak produk impor asal Indonesia. China menyadari bahwa memang telah terjadi kesalahan dalam sistem standarisasi produk susu," kata Sudrajat.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, mengatakan langkah-langkah konkrit telah diambil pemerintah untuk dapat mengatasi masalah itu, sehingga ke depan masyarakat internasional tidak perlu ragu lagi impor produk asal China.

Menurutnya, AQSIQ telah berupaya seoptimal mungkin untuk mengatasi masalah itu dan China akan bertanggungjawab untuk segera menyelesaikan skandal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com