Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Larang Impor Makanan Bayi China

Kompas.com - 26/09/2008, 02:32 WIB

LONDON, KAMIS - Komisi Eropa melarang impor makanan bayi China karena mengandung susu tercemar melamin. Sementara itu produk makanan China lain sejak diuji apakah juga mengandung bahan yang sama.

Komisi ini menyebutkan bahwa semua produk impor dari China mengandung lebih dari 15 persen bubuk susu akan diperiksa. Pemeriksaan acak akan dilakukan pada semua produk yang sudah dijual. Komisi Eropa memang tidak mengimpor susu atau produk ternak dari China. Namun makanan yang sudah diolah seperti biskuit dan cokelat bisa jadi menggunakan susu yang tercemar itu, kata juru bicara komisi kesehatan Nina Papadoulaki.

Para ahli dari 27 negara anggota Komisi Eropa sedang mendiskusikan potensi risiko bagi para konsumen, Kamis. Papadoulaki mengatakan bahwa tidak ada makanan yang tercemar melamin ditemukan di Uni Eropa sejauh ini.

Seperti dikabarkan sebelumnya, sekitar 54.000 anak-anak sakit dan beberapa meninggal karena tercemar susu China. Pihak pengawas keamanan makanan Eropa- EFSA (European Food Safety Authority) mengatakan, Kamis, bahwa sangat berisiko bila anak-anak mengonsumsi cokelat atau biskuit bermelamin dalam kadar melebihi normal.

Ambang batas yang bisa ditoleransi tubuh sekitar 0,5 mg/kg berat badan untuk melamin ini. Tapi bisa jadi anak-anak akan teracuni melamin karena berlebihnya makanan yang masuk mengandung melamin. Melamin, pertama kali masuk tubuh langsung menyerang dan merusak ginjal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Rilis
Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Whats New
Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Work Smart
OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com