Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Mengaku Sudah Sampaikan Suntikan Century Perlu Rp 6,56 Triliun

Kompas.com - 01/12/2009, 15:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia kembali membantah hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan yang menyatakan penyelamatan Bank Century kurang dilengkapi dengan data yang akurat.

Menurut pengakuan BI yang tertuang di situs Bank Indonesia yang dirilis hari ini (1/12) menyebutkan, pada saat menyampaikan surat gubernur BI kepada Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tanggal 20 November 2008, pemeriksaan Bank Indonesia terhadap Bank Century masih berlangsung. Sehingga kondisi riil Bank Century secara utuh belum bisa diketahui.

Akibatnya, perhitungan rasio kecukupan modal atawa Capital Adequacy Ratio (CAR) bank pun masih bisa berubah sesuai dengan hasil temuan pemeriksaan.  Setelah BI menyatakan Bank Century sebagai bank gagal dan berpotensi sistemik pada tanggal 20 November 2008, BI menyampaikan kebutuhan modal untuk mengembalikan CAR ke posisi 8 persen. Pada saat itu, pengawas BI mengetahui bahwa terdapat Surat Berharga valuta asing jatuh tempo pada bulan November 2008 yakni sebesar 45 juta dollar AS dan Desember 2008 sebesar 40,36 juta dollar AS.

Pengawas memperkirakan SSB tersebut tidak akan terbayar. Akibatnya SSB tersebut masuk kategori macet. Atas dasar pengetahuan tersebut, BI memperkirakan kebutuhan modal adalah sebesar Rp 1,77 triliun dari dua surat berharga valas tersebut.  Di samping itu BI juga memberikan informasi kepada KSSK bahwa bank memerlukan tambahan likuiditas sebesar Rp 4,79 triliun. Sehingga secara total perkiraan kebutuhan dana penyelamatan Bank Century sebesar Rp 6,56 triliun.

Selanjutnya hasil pembahasan dengan sekretaris KSSK menyepakati bahwa yang digunakan adalah data kebutuhan modal berdasarkan neraca per 31 Oktober 2008 dengan pertimbangan asumsi SSB macet masih merupakan perkiraan.

KSSK dan BI juga menyepakati jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan pemburukan kondisi bank selama bulan November 2008. Hal itu disebabkan pemeriksaan belum tuntas dan masih berlangsung sehingga terdapat kemungkinan pemburukan kondisi bank.  (Syamsul Ashar/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Haji Perdana di Aceh Hari Ini, Kemenhub Lakukan Inspeksi

Penerbangan Haji Perdana di Aceh Hari Ini, Kemenhub Lakukan Inspeksi

Whats New
IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

Whats New
Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Whats New
Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Whats New
Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Whats New
Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Whats New
OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Whats New
Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Whats New
Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Whats New
BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

Whats New
Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Work Smart
Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com