TANJUNG PINANG, KOMPAS -
”Seluruh sistem produksi air bersih PDAM masih ditunjang listrik dari PLN. Jadi, ketika ada sistem pemadaman secara bergiliran, mau tidak mau akan berdampak pada pelayanan air bersih kepada masyarakat,” kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepulauan Riau (Kepri) Abdul Kholiq, Rabu (3/3).
Selama beberapa tahun terakhir, PLN Cabang Tanjung Pinang memberlakukan pemadaman listrik bergiliran kepada pelanggan. Intensitasnya makin tinggi pada beberapa bulan terakhir. Pemadaman rutin rata-rata 3 jam per hari, belum ditambah pemadaman di luar yang rutin tersebut.
Pos pengolahan air bersih PDAM Tirta Kepri di lokasi Waduk Sungai Pulai, selama Januari, mendapat jatah pemadaman 41 kali. Total durasi pemadamannya adalah 106 jam 30 menit.
Artinya, selama pemadaman, mesin pengolahan air bersih PDAM tidak bisa beroperasi sehingga volume produksi air bersih PDAM turun. Kondisi ini, menurut Kholiq, menjadi salah satu variabel penyebab kemerosotan pasokan air ke pelanggan, selain faktor berkurangnya debit air Waduk Sungai Pulai.
Produksi air bersih PDAM Tirta Kepri saat ini rata-rata 216 liter per detik dari kapasitas optimal sebanyak 338 liter per detik. Akibatnya, PDAM Tirta Kepri tidak bisa melayani 17.300 pelanggan secara normal.
”Mau tidak mau, kami memberlakukan sistem pengaliran bergiliran ke wilayah-wilayah,” kata Kholiq.
Secara terpisah, Asisten Manager SDM dan Administrasi PLN Cabang Tanjung Pinang Nasri menyatakan, kebutuhan listrik pada beban puncak adalah 39 megawatt. Adapun daya listrik yang dimiliki PLN hanya 30 megawatt atau terjadi defisit sebesar 9 megawatt.