Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank "Malas" Kucurkan Kredit

Kompas.com - 29/07/2010, 13:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kajian Tengah Tahun INDEF 2010 menunjukkan ancaman instabilitas di sektor moneter dan perbankan dengan ditemukannya fenomena perbankan low risk-high return. Padahal, normalnya, perbankan memiliki pola low risk-low return atau high risk-high return.

"Mereka menegakkan prudent regulation tapi dalam hal profit, pengembalian dana dari berbagai instrumen mereka ingin dapatkan besar," ungkap ekonom INDEF Ahmad Erani Yustika di Hotel Atlet Century, Kamis (29/7/2010). Menurut Erani, ini menjadi penyebab buntunya sektor riil dan makroekonomi Indonesia.

Perbankan terkesan sangat memanjakan kepentingan pemilik dan pengurusnya, bukan masyarakat yang membutuhkan kredit. INDEF sendiri mencatat rasio kredit bank umum terhadap PDB hanya sebesar 25,62 persen hingga akhir 2009. Angka ini tergolong paling rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. "Ini memprihatinkan," tegas Erani.

Perbankan menjadi salah satu penopang kokohnya ekonomi mikro Indonesia. Oleh karena itu, lanjutnya, otoritas moneter harus mendorong perbankan untuk 'jor-jor-an' mengucurkan kredit. Kebijakan peningkatan modal perbankan juga bisa diterapkan. Hanya saja, peningkatan modal bukan ditujukan untuk sekedar penguatan namun untuk memperluas kemampuan perbankan dalam mengucurkan kredit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com