Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Kelola Keuangan untuk Para Ibu

Kompas.com - 20/08/2010, 12:41 WIB

KOMPAS.com - Beban biaya semakin menggunung. Setiap beberapa periode waktu, kebutuhan akan uang terus datang. Pengaturan keuangan yang tepat amat penting untuk menjaga agar tidak ada kesalahan dan bisa terus menjaga kelangsungan ketersediaan dana hingga lanjut nanti. Berikut adalah hal-hal seputar keuangan yang seringkali terlupakan oleh para wanita:

1. Memusatkan keuangan pada biaya kuliah anak
Para ahli keuangan sepakat, salah satu kesalahan pada pengaturan keuangan yang dilakukan pada ibu adalah lupa menyisihkan dana untuk masa tua untuk dana kuliah anak-anak. "Kebanyakan klien kami adalah orangtua yang sedang mengasuh anak-anak dengan usia belia. Biasanya, para orangtua ini tak memiliki cukup dana untuk disisihkan untuk dana di usia lanjut, tetapi terus memaksakan diri mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya kuliah anak-anaknya," ujar Jen Smith, pemilik situs millionairemommynextdoor.com.

Menurut pengalamannya, beban keuangan yang berat adalah saat kita harus menjaga orangtua yang tak berhasil menabung untuk dana pensiunannya sendiri. Ini adalah hal yang lebih menyusahkan ketimbang harus mencari biaya untuk biaya pendidikan sendiri. Cobalah melihat dari kacamata si anak. Jadi, bagi para orangtua, akan lebih bijaksana jika Anda bisa menyisihkan dana untuk mengurus diri sendiri di masa depan dan tidak membebankan biaya hidup Anda pada anak-anak. Ini bukan hal yang egois, ini adalah salah satu cara Anda mencintai si anak, karena Anda memikirkan kepentingannya juga. Anda tak tahu penyakit apa yang bisa menghinggapi Anda di masa depan, dan Anda akan butuh dana seberapa besar untuk bisa menjaga kehidupan Anda sendiri.

2. "Suamiku yang mengurus keuangan..."
Sudah saatnya para wanita untuk ikut terlibat dalam masalah pembayaran tagihan, tabungan, dan investasi. Setidaknya, cobalah untuk duduk bersama suami Anda sekali dalam sebulan untuk mengetahui dan mempelajari keadaan keuangan keluarga Anda. Monique Honaman, penulis The High Road Has Less Traffic mengatakan, banyak wanita tak mengerti mengenai situasi keuangan keluarganya, dan hal ini akan menempatkan dirinya pada posisi yang cukup rentan jika sesuatu terjadi pada pasangannya.

"Misalkan, terjadi hal-hal yang tak dipikirkan sejak awal, misal, terjadi perceraian, mereka harus mengetahui mengenai informasi semacam ini untuk melakukan keputusan bijaksana mengenai masa depan anak-anak mereka. Ini tak hanya relevan untuk pasangan yang akan bercerai. Tetapi untuk semua pasangan suami istri. Misalkan, ketika suami meninggal mendadak, ia perlu mengetahui keadaan keuangan untuk bisa berpikir dan berpijak pada kaki sendiri, bukan clueless dan mengkhawatirkan tentang keuangan," terangnya lagi.

3. Berhemat dengan memberikan uang jajan
Uang jajan ternyata bisa menghemat keuangan keluarga. Para ahli mengatakan, bahwa ini adalah hal yang baik untuk mengajarkan anak tentang uang, termasuk mengenai belajar menabung untuk mainan mahal yang mereka inginkan. Tentunya, Anda harus membatasi uang jajan sesuai kebutuhan mereka sehari-hari secukupnya. Hal ini disarankan oleh Karyn Hodgens, pendiri Kidnexions Kids' Personal Finance Educator.

Ketika anak sudah dibatasi dengan uang jajan, mereka akan memberikan kesempatan untuk anak memikirkan seberapa ingin dan perlunya mereka akan mainan yang mereka targetkan. Belajar berkata "tidak" kepada anak adalah hal yang tak mudah, namun tetap penting. Adalah tugas para orangtua untuk mendidik anak menjadi orang yang mandiri, termasuk menjaga keuangan mereka sendiri. Ketika Anda tidak memberikan uang jajan, Anda seringkali kehilangan jejak sudah berapa banyak yang Anda keluarkan untuk jajan si anak.

4. Tidak teratur
Rumah yang tak rapi tak hanya memengaruhi kesehatan dan kewarasan pikiran, tetapi juga akan menjadi masalah untuk keuangan Anda. "Saya pernah melihat anak-anak menggunakan menggunakan pakaian yang kekecilan dengan label harga masih menggelayut di bagian belakang, menggunakan buku cerita yang sama berulang-ulang, dan harus membuang mainan yang kehilangan salah satu bagiannya," jelas Lea Schneider, konsultan organisir, Organize Right Now LLC dan penulis buku Growing-Up Organized.

"Cobalah untuk mengorganisir pakaian per ukuran agar si anak benar-benar bisa mengenakan pakaian tersebut. Hanya beli pakaian ketika mereka butuh ukuran baru untuk aktivitas tertentu, bukan karena pakaian itu terlihat manis. Beli pakaian di lorong yang sedang didiskon, dan stok barang untuk ukuran yang lebih besar, sehingga bisa dikenakan cukup lama, rawatlah pakaian itu sebaik-baiknya. Organisir mainan dan buku, ajarkan anak-anak bagaimana menghargai barang-barang tersebut setiap kali usai digunakan. Ini penting, supaya barang-barang tersebut tidak cepat rusak, dan tak harus beli lagi, lagi, dan lagi," saran Lea.

Bagaimana dengan Anda? Punya tips manjur lain untuk mengatur dan menjaga keuangan agar tidak terjebak dalam masalah keuangan di masa mendatang? Care to share?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

    Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

    Whats New
    Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

    Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

    Whats New
    Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

    Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

    Work Smart
    OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

    OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

    Whats New
    3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

    3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

    Spend Smart
    5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

    5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

    Whats New
    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Earn Smart
    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Whats New
    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Whats New
    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Whats New
    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

    Whats New
    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Spend Smart
    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Whats New
    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com