Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silangit Butuh Perhatian

Kompas.com - 20/12/2010, 04:47 WIB

Balige, Kompas - Pengadaan jalur penerbangan Jakarta-Silangit dan Medan-Silangit sulit bisa berjalan langgeng karena pasar yang tidak bagus. Perlu kerja sama yang baik antara maskapai penerbangan, agen wisata, dan pemerintah daerah untuk mengatasi hal itu.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menjelaskan hal itu di sela-sela prapembukaan Museum Batak TB Silalahi di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (18/12). ”Banyak hal yang harus diperbaiki untuk bisa memuluskan penerbangan ke dan dari Silangit,” ujarnya.

Yang utama, lanjut Edward, keseriusan pemerintah setempat. Selama ini pemerintah lokal tidak begitu memberi respons bagus terhadap upaya pembukaan rute ke dan dari Silangit. Akibatnya, pasar lesu dan penerbangan dari dan ke Bandara Silangit ditutup, tinggal pesawat Susi Air yang terbang Medan-Silangit dengan sistem carter.

Dia mencontohkan, Bandara Aek Godang bisa maju antara lain karena Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan serius membantu. Itu didukung juga oleh pasar yang bagus.

Selain itu, kata Edward, agen wisata jarang mempromosikan kepada wisatawan yang ke Danau Toba untuk memilih jalur udara.

”Padahal, alternatif ini sangat menarik karena lebih hemat waktu. Pulangnya mereka bisa lewat jalur darat kalau mau, atau kembali menggunakan pesawat,” katanya.

Buruknya kerja sama itu membuat perusahaan maskapai penerbangan tidak tertarik membuka penerbangan dari dan ke Silangit.

”Kami pernah membuka penerbangan Medan-Silangit, tetapi hanya bertahan dua bulan karena tidak ada penumpang,” kata Edward.

Saat itu Lion Air menerbangkan Wings Air dengan pesawat baru ATR72-500 dengan kapasitas 72 tempat duduk. Harga tiketnya Rp 300.000 per orang. Namun, dalam setiap penerbangannya hanya terisi 6 orang dan paling banyak 10 orang. Padahal, untuk menutupi biaya operasi setidaknya butuh 45 penumpang.

Mendukung wisata

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Nuruddin Dalimunthe mengatakan, penerbangan dari dan ke Silangit akan sangat mendukung wisata Danau Toba. Dia meyakini, jika terdapat jadwal penerbangan yang jelas didukung dengan promosi yang bagus, jumlah wisatawan ke Danau Toba akan meningkat.

”Bisa jadi pulih seperti sebelum krisis moneter akhir 1990- an,” ujarnya.

Dia menyadari bahwa wisata dan bisnis penerbangan saling memengaruhi. Dia berharap, dengan berdirinya Museum Batak dapat menarik wisatawan lebih banyak ke Danau Toba. Dengan demikian, banyak maskapai penerbangan tertarik membuka kembali penerbangan dari dan ke Silangit. Bandara Silangit di Tapanuli Utara hanya berjarak sekitar 25 menit perjalanan ke Balige atau satu jam perjalanan ke Parapat, jantung wisata Danau Toba.

”Soalnya masalah penerbangan ini adalah masalah pasar. Kalau pasarnya ramai, tentunya banyak maskapai penerbangan tertarik. Kami sendiri sedang meyakinkan pemerintah pusat untuk memperbaiki kondisi Bandara Silangit,” kata Nuruddin.

Parlindungan Purba, anggota Dewan Perwakilan Daerah, menambahkan, untuk menggairahkan wisata Danau Toba tidak hanya perlu perbaikan transportasi udara. Infrastruktur transportasi darat pun perlu mendapat perhatian serius.

”Sudah waktunya ada tol dari Medan ke Pematang Siantar atau Parapat,” kata Parlindungan yang sering terjebak macet saat menuju Medan ke Parapat atau Balige itu. (MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com